Halaman

Kamis, 17 November 2011

SYUKUR

Lelah, satu kata itu yang bisa menggambarkan keadaanku saat ini. Aku malas untuk beranjak dari tempat tidur. Kenyamanannya tak terganti. Tak ada yang bisa mengalahkan. Jika para remaja yang sebaya denganku bercerita bahwa taman kota adalah tempat terindah untuk berkencan dan para orang tua bertuah bahwa kursi goyang adalah tempat terakhir untuk menikmati hidup, maka aku berucap bahwa tempat tidur adalah tempat paling nyaman. Entah kenapa, aku sangat malas untuk bangun, mungkin karena rantai setan yang mengikat tangan dan kakiku agar aku tidak sholat shubuh. Ya, mungkin itu sebabnya.
Sudah cukup aku dikalahkan oleh setan! Kugenggamkan kedua tanganku, kuhapus semua kenyamanan dalam kasurku yang empuk, kucoba untuk mengangkat badan, kaki, dan tangan. Rantai itu tetap mengikatku, tapi aku merasakan bahwa rantai itu semakin lama semakin renggang, ayo Andi, kamu bisaaaaaaa!!!!!
TTTRRRRAAAANNNGGG!!!!!

Akhirnya rantai kemalasanku telah hancur. Kulihat jam di handphone, 04.20, segera aku mengambil air wudhu, CCCEEEESSSSS..... air di pagi ini seperti air es. Aku benar-benar terkejut, kutarik kembali tenganku dari pancuran air kran. Kubulatkan tekat,” itu hanya air”, Kataku dalam hati. Kupaksa tanganku untuk mengambil air wudhu. Akhirnya, aku sudah selesai wudhu, segera kudirikan sholat shubuh karena waktu sudah hampir habis. Kukenakan sarung batik dan sajadah bergambar masjid berwarna biru
Sesudah sholat, aku berbelok menuju dapur. Kulihat ibu sedang memasak, tapi aku tidak tahu apa yang dimasak oleh ibu tercintaku. Entah sudah berapa kali beliau membuat aku bahagia, tapi aku tidak pernah membuat beliau tersenyum, aku yakin Sobat juga merasakan hal yang sama denganku.
“ Tolong Nak, bukakan pintu belakang itu, agar udara pagi bisa memenuhi dada kita, setelah itu jangan lupa halaman depan disapu”
Tolong. Ibu benar-benar spesial. Padahal, tanpa kata ‘tolong’ pun, akan kulakukan itu. Entah kenapa, meski itu siapapun, jika ibu tidak bisa melakukan suatu kegiatan, selalu ada kata tolong di awal kalimat beliau, aku yakin, Sobat juga memiliki ibu seperti ibuku, atau bahkan lebih sayang dan baik hati.
Segera kubuka pintu tanpa ada koma dan titik di setiap langkahku, kubuka grendel atas dan bawah dari pintu tersebut, kurasakan hembusan udara di pagi ini, benar-benar lebih dingin dari hari-hari sebelumnya. Aku merasa kedinginan, kulirik ibuku, beliau seperti menarik nafas panjang tanda kelegaan yang beliau rasakan. Kusembunyikan rasa dingin yang menyelimuti tubuh. Segera kuambil sapu dan cikrak untuk membersihkan halaman depan, hanya senjata ini yang kubawa untuk menghadapi dinginnya cuaca pagi ini.
Kulihat banyak daun pohon mangga berjatuhan, hampir memenuhi luas halaman. Tanpa basa basi kulibas mereka dengan sapu di tangan kanan dan kujaring dengan cikrak di tangan kiri. Kuhabisi mereka hanya dalam waktu sekitar 7 menit. Segera aku kembali ke dapur
“Sudah selesai?” Tanya ibuku
“Alhamdulillah Bu, sudah”.
Kulihat beliau tersenyum, betapa gembiranya hatiku. Senyuman beliau seperti penghangat tubuhku yang beku karena cuaca di pagi ini. Aku benar-benar senang, aku bisa membuat ibuku tersenyum. Senyumannya tidak terganti. Terlihat begitu ikhlas dikeluarkan, tanpa ada rasa ragu yang mengganjal di hati. Kuletakkan sapu dan cikrak yang masih kupegang. Dari tempat ibu memasak, aku berbelok ke kiri. Kulewati kamar tidur orang tuaku. Kulihat disana adikku masih tertidur lelap. Wajahnya begitu tenang. Namun, segera kutinggalkan kamar itu. Aku tidak tahan dengan bau ompol dari adikku.
Entah kenapa, penyakit adikku yang satu ini sulit disembuhkan. Meski sudah kelas satu SD, dia masih saja mengompol. Tak jarang ibu membekalinya dengan celana ganti ketika sekolah. Sebagai jaga-jaga jika disekolah dia mengompol. Sering juga dia bercerita tentang rasa malunya ketika celananya harus diganti oleh bapak atau ibu guru.
Aku masih bisa merasakan dinginnya cuaca di pagi ini. Meski kucoba menyendekapkan kedua tanganku, aku masih merasa seperti di luar rumah.
“Ada apa Nak?”
Suara itu sangat khas, tidak ada duanya. Mungkin, hanya ada satu di dunia ini. Kucoba menoleh ke sumber suara. Ayah, dialah pemilik suara itu. Kulihat di depan beliau sebuah televisi yang sudah berumur menayangkan acara pengajian Mamah dan Aa’ di Indosiar. Ayahku memang penggemar acara pengajian. Sering sekali beliau mengikuti acara pengajian yang diadakan di masjid desa. Berangkat ketika aku sudah terlelap tidur, dan begitu aku bangun, ayah sudah berada di depan televisi, juga mendengarkan pengajian.
Ayahku sangat berharap agar aku ketika dewasa menjadi seorang pemimpin yang baik, meski itu hanya sebuah pemimpin keluarga. Tiap kali ada suatu acara yang disitu terdapat perwakilan tiap kelas untuk sekedar berbicara di depan umum, jiwaku tergugah. Aku ingin sekali mewakili kelasku, tapi entah kenapa, aku merasa belum siap. Ayahku pernah mehjadi kepala desa, tentu wajar jika beliau memintaku untuk sekedar meneruskan warisan sifat pemimpin yang beliau miliki.
“Sudah bantu-bantu ibu?”,
“Sudah Yah”. Jawabku mantap
“Halaman depan sudah disapu?”
“Juga sudah”. Dengan dada membusung kujawab pertanyaan dari ayah
“Mobilnya sudah dicuci?”
Huft, aku lupa. Segera kuberdirikan tubuhku. Kulihat jam, 05.32. Kucepatkan langahku menuju garasi, kubuka pintunya. Disana terdapat Innova putih yang masih tertidur lelap. Aku bersyukur, keluargaku sudah memiliki mobil. Setiap minggu pagi, aku berlatih mengendarainya keliling komplek perumahan, tentu dengan bimbingan dari ayah. Sudah sekitar satu bulan aku berlatih, sekarang aku sudah begitu bisa mengendarai mobil putih ini.
Segera kusegarkan mobil ini. Aku ingin semua tugas wajib di hari libur ini cepat selesai, sehingga aku bisa bersantai, menikmati hari ini dengan tanpa beban, melepas stress dari keributan aktivitas sekolah selama seminggu ini. Akhir-akhir ini aku seperti sebuah robot. Begitu ada tugas dari bapak atau ibu guru, aku harus segera menyelesaikannya, jika tidak, semua tugasku akan menumpuk di akhir pekan. Karena date line tugas itu minggu depan. Oleh karena itu, jika aku tidak segera mengerjakannya, aku harus totalan di hari minggu. Hari minggu yang seharusnya aku manfaatkan untuk beristirahat setelah enam hari bersekolah, malah harus aku gunakan untuk mengerjakan tugas yang telah menumpuk, MALAS!!!
@@@@@
Matahari sudah mulai meninggi, burung telah bersahut-sahutan dengan sesamanya. Tak mau kalah, para jago juga mengeraskan suara mereka.Tetangga di sekitar rumah sudah mulai melakukan aktivitas pagi mereka, ada yang membersihkan selokan, ada yang berangkat jogging, ada yang sudah selesai jogging, ada yang bersepeda bersama keluarga, bahkan ada yang baru membuka pintu rumah tanda mereka baru saja bangun dari tidur nyenyak mereka. cuaca yang tadi membuatku membeku sekarang telah berevolusi menjadi kehangatan pagi.
Kucepatkan gerakan tanganku dalam memandikan mobil manja ini. Kulihat mobil ini telah bermetamoforsis menjadi mobil dengan sabun yang menutupi semua bagian tubuhnya. Seandainya mobil ini dibawa ke negara yang sedang menjalani musim salju, mungkin hanya sebagian kecil warga negara yang menyadari bahwa itu adalah sebuah mobil. Huft, kuhela nafas sebentar. Tidak terasa aku telah bermandikan keringat, tapi aku tidak merasa lelah sedikitpun. Kupercepat lagi kombinasi tangan dan kaki untuk bergerak. Aku benar-benar ingin semua tugas ini selesai. Kuambil selang yang tergeletak di bawah mobil, kusemprotkan ke mobil salju ini. Sedikit demi sedikit, semua sabun yang menutupi mobil ini hilang, sekarang dia telah menjelma menjadi sebuah mobil yang baru saja aku beli sekitar tiga menit yang lalu. Tidak ada debu di kacanya, semua lumpur hilang dari bannya. Sempurna, benar-benar sempurna.
Aku segera membereskan semua alat yang telah kugunakan untuk mencuci mobil. Bersih tiada tara. Sekarang tugasku hanya memanaskan mesin mobil, agar mesin tidak cepat rusak. Segera kuambil kunci mobil yang berada di laci lemari TV.
Bruuummm.....
Suara itu membuatku lega, semua tugasku di pagi ini telah selesai. Masih kupandangi mobil ini, seperti ingin berucap...
“Terima kasih mas bro...”
Segera kubalikkan badan, ingin aku segera mandi, tak tahan aku dengan bau badanku sendiri. Dari dalam rumah, tiba-tiba sesosok laki-laki gendut keluar, ya, tak lain beliau adalah ayahku. Kulihat ekspresi ayah. Beliau mengamati mobil yang ada di depan beliau. Seakan tidak percaya, beliau terlihat mengernyutkan kening. Tanpa kuduga beliau menoleh padaku, dua jempol beliau hadiahkan untukku. Dadaku semakin busung. Entah kenapa, aku merasa senang pagi ini. Aku tidak bisa berhenti tersenyum, bahkan saat aku akan mengambil handuk untuk mandi, ibu dan adikku termangu penuh tanya,
“ Ada apa dengan anakku??”. Mungkin itu yang ingin ibu katakan padaku
“ Kakak sakit apa ya?”. Itu pasti kata-kata yang ada di pikiran adikku.
Tapi tidak aku perdulikan itu. Segera aku membersihkan badanku dari debu dan kotoran yang kudapat setelah lelah mengerjakan tugas hari ini.
Puas, senang, bangga, segar. Semuanya bercampur dalam diriku. Puas setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, senang karena bisa membuat orang tua tersenyum, bangga terhadap diri sendiri yang bahkan aku tidak yakin bisa melakukan semua tugas ini. Dan merasa segar karena aku baru saja selesai mandi. Ingin aku kembali ke tempat paling nyaman di republik ini, tapi ada sesuatu dalam diri yang melarangku untuk merebahkan diri di kasur.
Di hari minggu seperti ini hanya tontonan sekelas adikku yang memenuhi semua stasiun televisi di Indonesia, dan semua acara itu tidak bisa menghibur hatiku sesenang ketika ibu tersenyum dan ayah mengacungkan jempolnya padaku.
“Andi, bisa bantu ibu sebentar?”. Tiba-tiba suara ibu mengagetkanku.
“Ada apa Bu?”. Jawabku spontan
“Tolong ibu belikan bahan-bahan ini”. Kata ibu seraya memberikan secarik kertas.
Kubaca secarik kertas itu, disana tertulis:
- Susu SGM 600 2 bngks
- 5 sabun mandi
- Odol pepsodent
- Shampo
- Minyak goreng 4 liter
- Gula pasir 5 kg
- Mainan adik(mobil2an)
- Camilan
- Permen
- Buku tulis 10 buah
- Pensil + pulpen 3 buah
- Kertas HVS 1 rim

Apa ini??? Daftar belanja??? Huft, kulirik wajah ibuku. Beliau terlihat menaruh harap padaku. Baiklah, demi seorang ibu yang telah membesarkanku, kubulatkan tekad, kuyakinkan dalam hati, untuk tidak ragu dalam berucap,
“Ya Bu,...”.
Aku sudah berucap, dan aku harus melakukannya. Laki-laki sejati tidak akan pernah menarik kata-katanya. Itu yang aku patenkan dalam diriku, dan sekarang aku harus melaksanakannya. Segera aku berganti pakaian yang lebih pantas. Tak lupa sedikit parfum kusemprotkan ke bajuku.
“ Mau kemana?”. Tanya ayahku. Mungkin terpancing karena aku yang berpakaian berbeda dari biasanya.
“Mau ke supermarket, disuruh ibu belanja”. Kataku seraya menunjukkan daftar belanja yang tadi diberikan ibu. Beliau melihatnya sebentar, lalu menyerahkannya padaku.
“Aku ingin tahu, apa kau sudah bisa menyetir mobil atau tidak. Sekarang coba kau belanja dengan mobil di depan itu.”
“Tanpa dampingan dari Ayah?”. Tanyaku lebih jelas
“ Jika kau yakin bisa, pasti kau bisa!”.
Terngiang kata-kata penuh makna itu di telingaku. Aku senang, aku diizinkan untuk mengendarai mobil di jalanan yang ramai dan beraspal, tidak berkeliling komplek perumahan yang berpaving. Tapi sebenarnya aku juga takut, karena aku mengendarai mobil tanpa pengawasan dari ayah. Kuambil kunci mobil yang berada di samping TV.
“Assalamualaikum”. Kuucap salam kepada ayah dan ibu yang sedang asyik menonton TV
“Waalaikumsalam”. Jawab beliau berdua hampir bersamaan
Segera aku kemudikan mobil putih ini. Kujalankan dia begitu pelan keluar dari halaman rumah, karena aku takut menggores pagar rumah. Kubelokkan dia ke kanan, melewati rumah para tetanggaku. Semakin lama, aku semakin tegang, entah kenapa aku merasakan hal yang berbeda, tidak sama seperti aku latihan. Sekarang aku merasa lebih tegang
“Ayo Andi, kuatkan dirimu, kau sudah berlatih hampir satu bulan, tenang saja...”
Hanya itu yang bisa kukatakan kepada diriku sendiri. Aku sudah hampir melewati pintu keluar komplek, disana terdapat tulisan ” Semoga Selamat Sampai Tujuan”.
Ya, semoga aku selamat hingga aku kembali. Sekarang aku berhadapan dengan jalanan yang ramai, dipenuhi kendaraan roda dua, roda empat, dan roda tiga, becak maksudnya. Kujalankan dia begitu hati-hati. Aku benar-benar tegang. Untung rumahku tak begitu jauh dari supermarket. Aku tinggal belok kanan, lurus sekitar 5 km, rambu lalu lintas, belok kiri. Nah, disitulah letaknya.
Dan kini, aku menunggu lampu merah yang akan berganti warna menjadi hijau sekitar sepuluh detik lagi. Aku masih tetap tegang. Tapi kucoba untuk mengatkan diriku. Tinggal belok kiri dan aku akan sampai di supermarket itu.
Ya, lampu sudah berubah menjadi hijau, segera kuputar setir mobil ke kiri. Kujalankan mobilku pelan-pelan. Akhirnya aku sampai di pintu gerbang supermarket, di gedung itu tertulis besar sekali “Giant”. Aku segera menuju ke ruang parkir. Ketika aku baru masuk, salah seorang satpam memberitahuku
“Nanti parkirnya di parkiran lantai dua Dik, soalnya yang lantai satu sudah penuh”.
“Ya Pak, terima kasih”.
Parkiran lantai dua, kucari tulisan yang menunjukkan tempat itu. Begitu aku masuk tempat parkir. Sudah ada tanda panah yang menunjukkan tempat parkir lantai dua. Kujalankan mobil ini pelan-pelan, karena sudah ada banyak mobil yang parkir disini. Kumundurkan mobil ini pelan-pelan, takut bergeser dengan yang lain. Aku mendapat tempat parkir yang berbatasan langsung dengan pagar pembatas. Alhamdulillah, aku sampai. Kuhela nafasku berkali-kali. Kucabut kunci mobil ini. Kumasukkan ke dalam saku. Kucoba melihat diriku sendiri dari cermin yang ada di dalam mobil, penuh keringat. Tak apalah, ini hari pertamaku mengendarai mobil tanpa pengawasan ayah. Ketika aku akan melepas sabuk pengaman, aku merasakan ada yang aneh. Aku merasa mobil ini berjalan sendiri. Ia berjalan mundur. Aku gugup. Aku takut. Jika aku tidak menghentikan mobil ini aku akan hancur bersama mobil ini. Dengan perasaan waswas aku mencari kunci yang kumasukkan ke saku. Kucari di saku kanan, tidak ada, dia disaku kiri, aku mendapatkannya! Tapi aku semakin cemas, semakin lama mobil ini semakin mundur. Aku menangis.
“Ya Allah, apa yang harus aku lakukan”.
Aku benar-benar tidak tahu. Tanganku bergetar, aku mencoba menoleh kebelakang. Aku sudah bisa melihat halte bus dibawah sana. Takut, cemas, sedih, semua bercampur jadi satu. Yang bisa aku lakukan adalah menyalakan mesin mobil ini dengan kunci yang sudah ada di genggaman tanganku, tapi entah kenapa, tanganku kaku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Semakin lama mobil semakin mundur.
Braaaakkk!!!
Mobilku telah menghancurkan pembatas. Aku pejamkan mataku. Aku tidak bisa melihat, aku tidak bisa mengendalikan emosiku. Aku benar-benar gugp. Maaf, kusampaikan itu kepada ayah dan ibuku yang berada di rumah, meski kutahu beliau berdua tidak akan mendengar meskipun aku menjerit sekeras-kerasnya. Air mataku semakin deras.
Ya Allah, maafkan dosa hambamu ini......
@@@@@@@
Kubuka mata. Ku berada di ruang yang serba putih. Mungkinkah ini akhirat? Aku sudah mati? Aku masih bingung. Disampingku ada tabung oksigen, tanganku diperban, dan selang infus juga tertancap di tanganku. Kulihat di luar sana ibu menangis. Tertunduk lesu. Terlihat juga ayah menghibur ibu, meski air matanya juga ikut mengalir. Ibu menegakkan kepalanya, kurasa beliau menghadap ke arahku, kucoba kuangkat tangan kiri tempat selang infus menancap, isyarat bahwa aku telah sadar dari tidurku yang tidak kutahu berapa lama tidurku.
Beliau belari menuju ke arahku, membuka pintu kamar, dan memelukku penuh rasa kasih sayang. Air matanya membasahi selimutku, aku tidak peduli. Aku ikut menangis. Kenapa engkau masih begitu peduli padaku, aku sering membuatmu jengkel, marah, dan tak jarang aku membentakmu. Apa hanya karena aku adalah anakmu? Aku tidak tahu kapan aku bisa membalas budi muliamu. Kucoba untuk merangkul tubuhmu yang kurus ini, tapi tanganku tidak bisa digerakkan, kaku. Kulihat dibelakang ibuku, semua sanak saudara mengikuti. Mereka semua peduli padaku. Mereka semua tersenyum, mengucap syukur, tapi tetap tidak bisa menutupi air mata yang jatuh membasahi pipi mereka

Jumat, 11 November 2011

Pramuka, adalah kegiatan yang membosankan, extra yang diadakan di sekolah hanya untuk pantes-pantesan , hanya diajari menyanyi, sandi-sandi, dan hal aneh lain. Tri Satya dan Dasa Dharma, tanpa praktek secara riil di kehidupan nyata, semakin meyakinkanku bahwa percuma aku ikut pramuka. Apalagi pembina yang hanya peduli kepada anggota pramuka perempuan, membuatku semakin benci dengan pramuka…
SETIDAKNYA, ITULAH PEMIKIRANKU TENTANG PRAMUKA SELAMA AKU DUDUK DI BANGKU SEKOLAH DASAR!!!
Itu juga yang mendasari aku untuk lebih baik tidak ikut pramuka di masa SMP, karena aku yakin, yang kudapat tidak jauh beda dengan yang kudapat selama SD,….
RASA BOSAN!!!
Tapi,…….


Di masa SMA, aku tahu, semua pandangan burukku itu salah.....

Ini bermula saat aku baru masuk di SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro. Semua siswa wajib memilih 2 extrakulikuler, yaitu pramuka atau PMR. Lalu kupilih pramuka, dengan alasan aku sudah pernah merasakan pendidikan pramuka, yang pasti juga membosankan, anggota cukup hadir dan sudah mendapat jaminan nilai “B” di rapor. Tidak seru…
Sekali lagi, aku menyadari bahwa semua pandangan burukku salah. Pertemuan pertama, aku mendapat pengertian pramuka, ya jelaslah, Praja Muda Karana, semua anggota menjawab serempak. Namun, Kak Purwanto, Pembina kami melanjutkan pertanyaan beliau,
“Apa itu Praja, Muda, dan Karana?”
Semua diam, bisu. Suasana kelas hening.
“Kenapa diam? Kalian sudah mengikuti pramuka sejak sd kan?” lanjut beliau
Aku tersentak. Mengapa waktu SD aku sudah puas ketika diberi tahu bahwa kepanjangan pramuka adalah Praja Muda Karana?
“Praja adalah warga negara Indonesia, muda adalah penduduk yang berusia 7-25 tahun, karana adalah mereka yang mampu berkarya, jadi, arti dari pramuka adalah?” terang beliau sekaligus memberi pertanyaan kepada kami
Samar-samar, semua anggota pramuka menjawab,” warga Negara Indonesia yang berusia 7-25 tahun yang mampu berkaya, itulah pramuka…”
Sejak pertemuan pertama itulah, sedikit demi sedikit pandangan burukku tentang pramuka sirna. Disini, kutemukan hal yang benar-benar berbeda dengan apa yang kualami di SD, tidak kutemukan rasa bosan, jenuh, atau merasa iri kepada anggota pramuka perempuan yang terus dimanja oleh pembina. Semua itu tidak terjadi disini, yang ada adalah rasa senang, kedisiplinan, dan rasa penuh tanggung jawab.
Memang, kami diajari bermacam-macam lagu tentang pramuka oleh Kak Purwanto, tapi, lagu yang beliau ajarkan lebih bermakna bagi kami, karena beliau tidak hanya memberikan lagu yang menghibur, tapi juga memberi pesan, amanat dan semangat kepada kami, contohnya adalah seperti di bawah ini,
1. Berkemah

Di tengah-tengah hutan
Di bawah langit biru
Tenda terpasasng ditiup Sang Bayu
Api menjilat-jilat, terangi rimba raya
Membawa kelana dalam impian
Dengarlah, dengarlah, sayup-sayup
Suara nan merdu memecah malam
Jauhlah dari kampung, turuti kata hati
Guna bhakti pada Bunda Pertiwi (2x)

2. Berjuang

Tinggalkan ayah tinggalkan ibu (ayah ibu)
Izinkan kami pergi berjuang (berjuang)
Di bawah kibawan merah putih (merah putih)
Majulah… ayo maju (serbu!!)
Tidak… kembali pulang (pasti pulang)
Sebelum kita yang menang (pasti menang)
Walau hayat terdampar di medan perang, hati kita akan tetap senang
maju ayo maju ayo terus maju
singkirkan dia…dia…dia…
kikis habis sisa mereka, demi Negara Indonesia
wahai pramuka dimana saja berada
teruskan perjuangan para pahlawan
demi bangsa dan Negara

Itulah kebahagiaan yang aku rasakan selama aku mengikuti kegiatan pramuka, sedangkan untuk kedisiplinan, kami selalu melakukan kegiatan apel tiap akan memulai kegiatan pramuka, dan yang
Menjadi petugas apel tidaklah harus Kak Purwanto sebagai Pembina, namun kami juga dituntut untuk mencoba menjadi petugas dalam apel, entah itu pembaca Dasa Dharma, ataukah pemimpin apel, hingga pembina apel, semua bergilir dari satu anggota ke anggota lain. Semua sudah terjadwal secara tepat di otak kami, apa yang harus kami lakukan setelah kegiatan ini, setelah kegiatan itu, dan lain sebagainya, yang aku tanyakan, mengapa itu terpatri begitu kuat di kepalaku? Ah, aku tidak tahu…
Setelah apel berlangsung, selama kurang lebih 5-10 menit, kami sepakat untuk mengadakan latihan baris-berbaris. Disinilah rasa tanggung jawab kami dipertaruhkan. Bunyi Dasa Dharma ke 9 adalah “bertanggung jawab dan dapat dipercaya”, dan seperti itulah yang harus kami lakukakn di latihan baris-berbaris ini. Lek Pur (begitulah nama panggilan yang disukai oleh Kak Purwanto) memberi hukuman kepada kami jika kami melakukan kesalahan dalam baris ini. Peraturannya seperti ini, jika kita salah dalam mencerna intruksi yang diberikan oleh pemimpin barisan, bagi kakak putra, kita diwajibkan untuk push up sekali tiap sekali salah. Awalnya, kami merasa tertekan dengan semua itu, kami dilatih dengan pengajaran semi militer. Namun, entah kenapa, semakin lama, semakin sering kami melakukan kesalahan, semakin kami menikmati push up ini. Bahkan ada yang sengaja melakukan kesalahan hanya agar bisa melakukan push up. Karena semakin tertantang, akhirnya kami, kakak putra setuju untuk menaikkan hukuman menjadi 5 kali push up untuk setiap kesalahan. Hingga akhirnya, tak jarang kami malah mengadu banyaknya push up kami dengan kakak pramuka lain.
Sekali lagi, aku benar-benar tidak tahu mengapa, tapi aku benar-benar menikmati setiap kegiatan dalam pramuka semasa SMA ini, bahkan hukuman sekalipun. Terima kasih kakak-kakak semua, terima kasih Lek Pur, karena kalian semualah aku bisa mengetahui apa makna sebenarnya dari pramuka, untuk lebih jelasnya, akan aku ceritakan di “Pramuka Part#2”, ….


Ini ceritaku tettang pramuka di sekolahku, bagaimana dengan kalian, kakak pramuka yang berada di sana?? ^_^

Senin, 31 Oktober 2011

Iklim Schimdt-Ferguson

1. tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis,(bromeliad, tupai)
2. tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, (anggrek, gajah)
3. tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan gugur, (, raccoon, pohon oak
4. tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, (jati, trenggiling)
5. tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana,( pohon perdu, singa)
6. tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, (rumput2an, jerapah)
7. tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan(alang2, capung)
8. tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang(belalang, ilalang)

Minggu, 30 Oktober 2011

Soal Latihan Biologi

Soal

1. Yang dimaksud dengan sel prokariotik adalah ……
2. Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Hal ini dinyatakan oleh teori bahwa sel adalah unit …..
3. Organel yang berfungsi menghasilkan ATP adalah …… dan (khusus pada tumbuhan) ……
4. Plastida yang memberikan warna khas pada masing-masing tumbuhan disebut ……
5. Organel berupa saluran halus dalam sel yang berbatasan dengan sistem membran dan erat kaitannya dengan pengangkutan pada sintesis protein adalah ……
6. Lapisan paling luar pada tumbuhan dan berfungsi melindungi sel-sel yang ada di bawahnya adalah ……
7. Rangkaian titik-titik penebalan pada dinding sel endodermis (akar) membentuk semacam pita disebut …..
8. Kemampuan sebuah sel untuk membentuk semua bagian organisme matang atau membentuk individu baru disebut ……
9. Apa kamu ketahui tentang
a. sel sebagai unit struktural makhluk hidup
b. sel sebagai unit fungsional
10. Jelaskan pengertian difusi dan osmosis!
11. Apa yang kamu ketahui tetntang fagositosis
12. Apa yang dimaksud dengan tilakoid?
13. Sebutkan 5 organel sel, beserta fungsinya!













Pembahasan
1. sel yang tidak memiliki membran inti
2. reproduksi
3. mitokondria dan kloroplas
4. kromoplas
5. retikulum endoplasma (RE)
6. epidermis
7. caspary (kaspari)
8. totipotensi
9.
a. sel merupakan penyusun terkecil pada makhluk hidup yang mampu melakukan aktivitas kehidupan. Setiap makhluk hidup tersusun oleh sel
b. sel merupakan aktivitas kehidupan di dalam sel itu sendiri seperti pertumbuhan, perkembangbiakan, sintesis dsb, sehingga mendukung fungsi makhluk hidupnya
10
Difusi: Perpindahan zat (cair atau padat) dari larutan berkadar tinggi ke larutan berkadar rendah tanpa bantuan energi.
Osmosis: Perpindahan air atau zat pelarut dari larutan yang berkadar rendah ke larutan yang berkadar tinggi melalui membran semipermiabel tanpa bantuan energi.
11. proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Di dalam sel partikel dihancurkan oleh enzim yang dihasilkan (lisozim) oleh lisosom.
12. sistem membran dalam kloroplas (tempat terjadinya reaksi terang). Berbentuk seperti kepingan koin.
2.
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House)
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi); karena itu mitokondria diberi julukan “The Power House”.
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
f. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.

RAHASIA DI BULAN RAMADHAN

Saat bulan Ramadhan tiba, sudah sepatutnya kita sebagai umat muslim menyambutnya dengan rasa senang dan gembira. Karena kita akan menyambut gerojogan amal pada bulan ini, dimana tidur akan menjadi ibadah, do’a akan mudah diijabah, dan amal akan bisa kita peroleh dengan mudah.
Namun, selain hal-hal diatas, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan di depan teman-teman sekalian.
Ibadah puasa adalah ibadah yang sangat rahasia. Mengapa sangat rahasia? Karena yang mengetahui apakah kita puasa atau tidak, hanyalah diri kita dan Allah. Bukan berarti saat kita melihat teman kita yang masih bersemangat di siang hari waktu Bulan Ramadhan, kita akan beranggapan bahwa teman kita tersebut tidak puasa. Karena yang mengetahui apakah kita puasa atau tidak hanyalah Allah, maka Allah juga memberikan hadiah yang spesial pula untuk kita. Seperti dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang memiliki arti seperti ini:
‘Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Puasa adalah untukku dan aku sendiri yang akan memberikan ganjaran atasnya. Dan janganlah berkata kotor atau mengumpat saat kalian puasa. Dan jika seseorang mencela atau memusuhi kalian saat berpuasa, katakanlah,”Aku sedang berpuasa demi Dzat yang jiwa Nabi Muhammad berada di tanganNya”.’
Dibalik kerahasiaan itu, ternyata puasa juga sangat berpengaruh pada kesehatan kita. Jika pada hari-hari biasa kita tidak puasa, sarapan yang kita makan pada pagi hari belum sepenuhnya selesai diproses di dalam lambung hingga siang hari. Jadi, ketika kita makan siang, sama dengan kita tidak memberikan kesempatan kepada perut kita untuk istirahat. Oleh karena itulah kita disuruh berpuasa, agar kita semua menjadi sehat, seperti dalam hadist, “Berpuasalah maka kalian akan menjadi sehat”
Tentu kita juga sudah sering mendengar perintah Allah untuk berpuasa dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Sebenarnya, mengapa kita kaum muslim diperintah untuk berpuasa? Salah satu alasannya adalah agar kita ikut merasakan penderitaan saudara kita yang kurang mampu, dan diharapkan kita membantu mereka, salah satunya adalah dengan membayar zakat. Seandainya semua umat muslim di Indonesia yang mampu mengeluarkan zakat sesuai dengan aturan, tidak akan kita jumpai masyarkat muslim yang kelaparan
Begitu penting puasa hingga pasien yang menderita penyakit seperti usus buntu, batu ginjal, dan sebagainya diharuskan uuntuk puasa sehari sebelum operasi, tujuannya tentu saja agar memberi waktu istirahat kepada perut agar ketika dilakukan operasi, perut dalam keadaan rileks.
Selain itu, amalan lain yang juga mendapat imbalan yang besar dari Allah adalah dengan segera mengikuti takbir dari imam, yaitu jika kita segera takbiratul ihram diantara rentang waktu takbirnya imam hingga imam membaca surat Al-Fatihah. Jika kita berhasil melakukannya, pahalanya sama saja dengan kita melakukan umroh sebanyak 17 kali.
Kenikmatan berikutnya adalah ketika kita berpuasa, kita akan memperoleh 2 kenikmatan, yaitu nikmat saat kita berbuka puasa dan nikmat di akhirat besok, berupa pahala yang diberikan Allah atas puasa kita

Sandur

Sen

pertunjukan Sandur dapat dikategorikan sebagai seni pertunjukan tradisional yang berbentuk teater tradisional. Sebagai bentuk teater tradisional, Sandur memiliki ciri-ciri yang sama dengan teater tradisonal daerah lainnya yaitu mempunyai sifat yang sederhana dalam penyajiannya.
Sebagai bentuk teater tradisional, seni pertunjukan Sandur mempunyai unsur cerita (drama), Tari, Karawitan, Akrobatik (Kalongking) juga terdapat unsur-unsur mistis,
kesenian sandur berasal dari permainan anak-anak yang kemudian berkembang menjadi sebuah produk kesenian yang bertumpu pada upacara ritual. Berbagai sumber menyatakan bahwa Sandur ada sejak jaman kerajaan yang masih ,menganut aliran kepercayaan atau animisme.
Kata Sandur ada beberapa versi yang di antaranya dari kata san yang berarti selesai panen (isan) dan dhur yang berarti ngedhur. Dari sumber lain mengatakan bahwa sandur berasal dari bahasa Belanda yaitu soon yang berarti anak-anak dan door yang berarti meneruskan. Ada juga yang menyebutkan bahwa Sandur yang terdiri dari berbagai cerita tersebut dengan sandiwara ngedur, artinya kesenian itu terjadi karena berisi tentang berbagai macam cerita yang tak akan habis sampai pagi.
Pada sekitar tahun 1960-an Kesenian ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, hampir di setiap desa di kecamatan kota Bojonegoro memiliki kelompok kesenian sandur. Kemudian pada tahun 1965 setelah meletusnya peristiwa G 30 S/PKI, kesenian Sandur mengalami kemunduran yang sangat drastis. Hal ini disebabkan Sandur dicurigai telah disusupi oleh Lembaga Kesenian Rakyat (Organisasi massa milik PKI). Hingga saat ini, kesenian sandur telah mengalami kemunduran yang sangat drastis, bahkan bisa dikatakan hampir punah.
Berikut ini akan dipaparkan teater sandur yang pernah ditampilkan di Gedung Perak, Bojonegoro, Jawa Timur
Sekelompok orang mengenakan udeng (ikat kepala) duduk sambil asyik bernyanyi diiringi dua alat musik yang bersahut-sahutan. Tempat mereka duduk dibatasi dengan tali rafia. Di tiap-tiap jarak tertentu pada tali rafia itu terdapat jajan pasar yang diikatkan. Kegiatan itu dipimpin seorang kakek. Di depan tempat sang kakek duduk terlihat sesaji. Isinya, antara lain jajan pasar, kemenyan yang sudah dibakar, serta bunga yang direndam di dalam panci berisi air.
Saat nyanyian mencapai puncak, seorang lelaki yang duduk di deretan terdepan tiba-tiba menggelepar-gelepar. Beberapa orang kemudian menghampiri dan memegangi tubuh temannya itu. Kakek yang memimpin menyayi juga bangkit. Sambil membawa pecut (cambuk), dia kemudian mengambil jaran kepang (kuda lumping) dan menyerahkannya kepada orang yang menggelepar itu. Kalau sudah seperti itu, berarti sudah kesurupan, dan orang yang sudah kerasukan itu biasa disebut sulur pandan yang fungsinya menjaga keamanan (dari gangguan makhluk halus, Red) selama berlangsungnya pertunjukan Seakan disuruh, lelaki yang menggelepar kemudian menaiki kuda dari anyaman bambu itu. Dia kemudian dituntun untuk memakan kembang yang telah direndam air dalam panci. Pemeran utama dalam drama itu hanya empat orang. Yakni, tokoh utama disebut Pethak, pemeran lelucon Tamsil, tokoh penyeimbang Balong, dan satu tokoh wanita yang berperan sebagai sindir biasa disebut Cawik
Kisah dalam drama itu sangat panjang. Mulai dari saat Pethak (tokoh utama) mencari kerja, panen, rabi (kawin), dan seterusnya. Babak terakhir dari acara sandur ini adalah pertunjukan Kalongking, yaitu peristiwa dimana Pethak berburu kalong (kelelawar besar). Kalong ini diperankan oleh seseorang yang sudah kerasukan dan bergelantung, berputar-putar, dan beratraksi di atas sebuah tali yang ditalikan pada bambu di masing-masing pojok arena sandur. Semua kegiatan kalong tersebut dilakukan pada ketinggian hingga 8 meter
Yang unik dari kesenian ini adalah aroma magis yang tersaji mulai ketika actor memakan bunga hingga kalong yang beratraksi pada seutas tali pada ketinggian 8 meter. Selain itu, keunikan lain kesenian ini adalah harus dilakukan pada malam hari sekitar jam 21.00 atau lebih, karena jika tidak dilakukan pada jam itu, tidak bisa dilakukan aksi-aksi magis seperti diatas.

Sabtu, 24 September 2011

Mudik Lebaran

Mudik, adalah “tradisi” penutup lebaran yang sudah ada di Indonesia, entah kapan lahirnya mudik itu sendiri. Semua putra daerah, anak bangsa yang berada di luar negeri, kembali ke daerahnya masing-masing. Mereka berkumpul dengan sanak saudara, keluarga, dan teman masa kecil di daerah masing-masing. Bukan hanya putra daerah maupun anak bangsa, namun semua masyarakat dari berbagai golongan, baik kaya, miskin, tua, muda, laki-laki, perempuan, semua bersuka cita. Hilang sudah semua lelah dan rasa kantuk yang berada di perjalanan. Semua serasa tertinggal di jalanan dan tidak ada yang terbawa ke kampung halaman.
Canda, tawa, dan pesta kecil adalah acara yang sudah biasa jika kita telah berada di kampung halaman. Selalu saja kehangatan masa silam hadir. Tidak jarang kita bertanya dalam hati, “Benarkah saya dulu tinggal disini?”. “Benarkah saya berteman dengan mereka yang baik ini?”. Pertanyaan itu muncul karena besarnya rasa kangen kita untuk berkumpul bersama semua sanak saudara kita. Namun, dalam ritual mudik juga terdapat nilai kekerabatan yang perlu ditanamkan dalam diri kita, sehingga tumbuhlah nilai-nilai silaturahmi yang kuat, hubungan perasaan yang akrab, juga sebagai media pendidikan, seperti menghormati dan menghargai anggota keluarga, sehingga kita diterapkan dan dipraktekkan secara langsung oleh kita dan adik-adik kita kelak. Apabila kita dalam mudik tidak diperkrnalkan kepada nenek, kakek, dan anggota keluarga yang lain, tentu yang ada dalam setiap mudik adalah “mampir ngombe”. Setelah itu kita akan lebih memilih menghabiskan waktu untuk menuju tempat rekreasi ataupun tempat hiburan.
Jadi, dalam setiap tradisi mudik ada kesempatan yang harus kita manfaatkan untuk menanamkan rasa kekerabatan dan kekeluargaan kepada adik-adik kita, sehingga mereka akan mengenal, mengerti, dan merasakan hangatnya kekerabatan yang muncul saat kita berkumpul dengan keluarga

Raden Patah

“Saya adalah ulama asing yang datang ke Pulau Jawa. Hanya sementara waktu saya memimpin masyarakat Islam Jawa berkat keizinan Sang Prabu (Raja Majapahit). Berbeda dengan kamu. Kamu orang Jawa tulen, turun-temurun orang Jawa yang memiliki Pulau Jawa”.
Kata-kata Sunan Ampel (salah seorang Wali Songo) itu telah menjadi perangsang kepada Raden Patah yang kemudiannya telah menegakkan kerajaan Demak, yaitu kerajaan Islam yang pertama di Jawa. Raden Patah telah memainkan peranan yang amat penting dalam pengislaman orang-orang di Jawa dan timur Nusantara. Dengan mendirikan kerajaan Islam Demak dan penaklukannya ke atas kerajaan Hindu Majapahit serta pengusiran tentara Portugis dari Jawa Barat, pengislaman Jawa adalah terjamin. Terbinanya kerajaan Islam Demak merupakan satu titik peralihan dalam sejarah Jawa dan timur Nusantara.
Asal-usul Raden Patah tidak diketahui dengan jelas. Menurut kitab Babad Tanah Jawi, dikisahkan beliau datang dari Palembang. Raden Patah adalah putra Brawijaya, raja Majapahit (1466-1478) dengan seorang puteri Campa. Atas desakan isteri Kertabhumi yang lain, puteri Campa yang hamil itu telah diberi kepada Bupati Palembang yang bernama Arya Damar, yang tak lain adalah putra sulung Brawijaya untuk dijadikan sebagainya isterinya. Ternyata, puteri Campa itu diketahui bernama Anarawati (Dwarawati) yang beragama Islam. Di Palembang itulah Raden Patah dilahirkan. Beliau dipelihara oleh bapa tirinya antara tahun 1455 hingga 1474. Raden Patah sendiri bergelar Senapati Jimbun Ningrat Ngabdurahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama

Raden Patah memiliki tiga orang istri. Yang pertama adalah putri Sunan Ampel, menjadi permaisuri utama, melahirkan Raden Surya dan Raden Trenggana, yang masing-masing secara berurutan kemudian naik takhta, bergelar Pangeran Seberang Lor dan Sultan Trenggana.
Istri yang kedua seorang putri dari Randu Sanga, melahirkan Raden Kanduruwan. Raden Kanduruwan ini pada pemerintahan Sultan Trenggana berjasa menaklukkan Sumenep
Istri yang ketiga adalah putri bupati Jipang, melahirkan Raden Kikin dan Ratu Mas Nyawa
Raden Patah enggan menjadi Bupati Palembang untuk menggantikan bapak tirinya itu, oleh karena itu, beliau bersama Raden Kusen (adik tirinya) memutuskan untuk pergi belayar ke Pulau Jawa pada tahun 1474.
Mereka tiba di Surabaya dan berguru kepada Sunan Ampel mulai tahun tersebut. Raden Patah kemudian menikah dengan anak Sunan Ampel itu. Raden Kusen sendiri telah pergi ke Majapahit. Karena Raden Kusen pandai membuat petasan, dia telah diterima oleh Kertabumi, Raja Majapahit saat itu dan diangkat menjadi Adipati Terung, sebuah wilayah Majapahit. Sebenarnya kepergiannya ke Majapahit itu adalah sebagai pengintip rahasia untuk Raden Patah yang berencana menaklukan Majapahit. Pada suatu pagi, dipanggillah Raden Patah oleh gurunya, yang tak lain adalah Sunan Ampel sendiri
“Ada apa gerangan Guru memanggil saya?”. Kata Raden Patah penuh tanya
“Wahai Muridku, baru sekitar 1 tahun kau berada di Surabaya, berguru kepadaku, namun, ilmu agama yang kuajarkan padamu telah kau serap dengan baik. Bukan hanya teori yang kau kuasai, namun kau juga sudah bisa mempraktekkan semuanya dengan baik. Ilmu yang kau dapat sudah sepadan dengan ilmu muridku lain yang sudah berguru selama beberapa tahun kepadaku”.
“Wahai Guruku, tentu semua ilmu itu aku dapat dengan bimbingan penuh dari Guru. Seandainya saya tidak menjadi murid Guru, tidak mungkin saya bisa menjadi imam sholat dan sholat dengan kusyu’, membaca Al-Qur’an dengan fasih, mengerjakan wudhu dengan sebenar-benarnya wudhu, mengeluarkan zakat sesuai aturan, dan mengerjakan amalan lain dengan baik. Sekali lagi, semua itu tidak akan pernah saya dapat kecuali bimbingan dari Guru”. Jelas Raden Patah.
“Ya, benar. Kau sudah memiliki dan mempraktekkan hampir semua ilmu yang ada dalam dirimu. Kau benar-benar telah menjadi pemuda muslim yang kuat, namun, ada salah satu ilmu yang belum kau praktekkan”. Jawab Sunan Ampel
“Ilmu apakah itu wahai Guru?”. Tanya Raden Patah.
“Kau belum mengamalkan semua ilmu itu ke masyarakat luas. Seandainya kau menyebarkan semua ilmu itu ke masyarakat, tentu masyarakat Jawa akan menjadi masyarakat Islam madani. Mereka akan hidup berdasarkan aturan Islam, makan, minum, tidur, bekerja, semua akan berjalan sesuai aturan Islam. Tidakkah kau ingin melihat masyarakat Jawa hidup seperti itu, wahai Muridku?”. Jawab Sunan Ampel
“Wahai Guruku yang aku muliakan, tentu aku ingin melihat kehidupan masyarakat Jawa yang seperti itu. Tentu mereka akan merasa nyaman dan tentram dalam menjalani hidup. Jika ada masalah dalam hidup mereka, tentu akan segera mendapat solusi, jika mereka hidup dengan landasan agama Islam. Lalu, apa yang harus aku lakukan agar tercipta masyarakat Jawa yang seperti itu, wahai Guru?”.
“Pergilah, Mengelanalah ke daerah Jawa Tengah, bina masyarakat dimana kau akan tinggal disana. Kuharap, kau benar-benar bisa mengamalkan ilmu yang kau dapat disini”. Perintah Sunan Ampel kepada Raden Patah
“Baiklah guru, aku akan melaksanakan perintahmu itu, aku akan berusaha agar membina masyarakat disana, akan kudirikan masjid, akan kuajarkan ilmuku di masjid itu, hingga kau mendengar kabarku dengan keberhasilanku mengislamkan masyarakat di daerah Jawa Tengah”. Janji Raden Patah
Esoknya, Raden Patah bersiap untuk mengembara, dia kemasi barang-barang, berpamitan kepada teman-temannya, tak lupa dia juga meminta izin kepada guru tercintanya
“Guru, di tempat ini aku menimba ilmu selama setahun, kau bimbing aku yang masih buta akan indahnya Islam, sekarang, aku telah mengetahui seperti apa Islam itu, telah kupelajari seluk beluk, sejarah, aturan, dan semua hal yang berada di dalam agama Islam. Dan detik ini, aku penuhi perintahmu untuk mengelana dan mengamalkan Islam di daerah yang masih belum paham seperti apa Islam itu, oleh karena itu, aku memohon do’amu, agar aku benar-benar bisa memasukkan Islam kedalam diri mereka”. Pinta Raden Patah
“Wahai Muridku, tentu aku akan mendo’akanmu dari sini, agar kau selamat dalam perjalanan dan selamat saat mengamalkan dan berdakwah di daerah sana. Dan satu lagi pesanku, kuharap kau mengislamkan masyarakatmu tidak dengan paksaan, tapi dengan kesukarelaan yang ada dalam diri mereka, sehingga mereka akan lebih mencintai Islam”. Pesan Sunan Ampel
“Tentu saja Guru, aku akan memasukkan Islam kedalam hati mereka dengan baik, agar mereka tidak terpaksa untuk masuk Islam, agar mereka masuk Islam dengan sukarela dan benar-benar dari hati mereka sendiri. Dan aku juga sangat berterima kasih telah mendo’akanku”.
Setelah itu, Raden Patah melangkahkan kaki meninggalkan tempat gurunya, menuju ke arah barat, menuju Jawa Tengah untuk berdakwah disana. Berhari-hari beliau berjalan menuju ke arah barat, meski begitu, tak jarang beliau berhenti hanya untuk melaksanakan sholat, lalu melanjutkan perjalanan ke arah Jawa Tengah.
Sesampainya di Jawa Tengah, Raden Patah bingung, bagaimana agar bisa berdakwah dengan baik, tanpa menyinggung dan mengganggu mereka yang beragama lain. Akhirnya beliau membuka lahan di hutan Glagahwangi dan merubahnya menjadi sebuah pesantren pada tahun 1475. Dia menepati janjinya kepada Sunan Ampel, yaitu membangun dan membina masjid serta mengajar agama Islam di situ.
Semakin lama pesantren Glagahwangi semakin maju. Prabu Brawijaya takut jika Raden Patah akan melakukan pemberontakan, oleh karena itu, beliau memerintahkan Raden Kusen untuk memanggil Raden Patah ke Majapahit. Sesampainya di Majapahit, Brawijaya sangat terkesean dengan Raden Patah dan akhirnya mau mengakui bahwa Raden Patah adalah putra beliau. Lalu, Raden Patah diangkat menjadi bupati, sedangkan Glagahwangi berubah nama menjadi Demak, dengan ibukota Bintara
Pemilihan Demak sebagai pusat kerajaan merupakan suatu keputusan yang bijak karena kerajaan ini terletak di tempat yang strategis. Ini disebabkan karena, pertama, ia menguasai tanah dataran yang mengeluarkan hasil padi di utara Jawa (dari Jepara hingga Gresik) dan kedua, ia menguasai perniagaan di dua buah pelabuhan , yaitu pelabuhan Jepara dan Gresik. Melalui Jepara beras diesksport ke Malaka, manakala melalui Gresik, terdapat perniagaan yang menguasai kepulauan rempah di Maluku.
Selain daripada mengajar agama Islam di situ, Raden Patah juga melatih orang-orang Islam keturunan Jawa dan Cina yang menjadi pengikutnya tentang teknik-teknik peperangan. Hanya dalam tempo tiga tahun dia berhasil melatih 1.000 orang pengikut. Sebagai seorang pemimpin yang arif akan keadaan sekelilingnya, dia sadar bahwa kekuatan kerajaan Hindu Majapahit telah lemah. Ini merupakan salah satu peluang yang baik baginya untuk meluaskan kekuasaan dan dengan ini dapat mengembangkan syariat Islam.
Raden Patah telah menjalankan strategi berikut untuk menguasai Jawa:
1. Dari tahun 1474 sampai 1477, beliau mengumpulkan pengikutnya dan mengukukuhkan kekuasaan yang sudah berada di tangan beliau di demak
2. Dari tahun 1477 hingga 1478, beliau menaklukan pelabuhan untuk menguasai lalu-lintas perairan di utara Jawa. Ini telah melemahkan kekuatan kerajaan Majapahit dalam bidang perniagaan, di samping itu juga menambah kekayaan kepada Demak.
3. Pada tahun 1478, Raden Patah berhasil menaklukkan dan menguasai Majapahit.
4. Pada tahun 1512, beliau mencoba menguasai Malaka, tetapi telah digagalkan oleh Portugis.
Pada tahun 1477, Raden Patah berjaya menawan pelabuhan Semarang dan memerintah dengan adil serta mendapat kerjasama daripada orang-orang Cina yang mahir membuat kapal. Dengan kapal-kapal itulah, Raden Patah telah dapat menguasai lalu-lintas di perairan Laut Jawa. Dia tidak memaksa orang-orang Cina dan pedagang-pedagang memeluk Islam kearena dia sadar bahawa orang-orang tersebut akan lebih tertarik kepada Islam dengan memberi mereka layanan yang baik daripada menggunakan kekerasan.
Setelah merasa cukup kuat dan banyak mendapat laporan dari Raden Kusen, Raden Patah mencoba menyerang Majapahit pada tahun 1478. Dikisahkan, Sunan Ampel melarang Raden Patah memberontak pada Majapahit karena meskipun berbeda agama, Brawijaya tetaplah ayah Raden Patah. Terjadi perbincangan diantara murid dan guru tersebut,
“Wahai Muridku, benarkah kau tetap membulatkan tekadmu untuk menyerang Kerajaan Majapahit?”, tanya Sunan Ampel
“Iya, Guruku. Aku sudah membulatkan tekadku untuk menyerang Majapahit”. Jawab Raden Patah
“Tidakkah kau tahu? Disana ada Prabu Brawijaya yang tak lain adalah ayahmu sendiri?”
“Iya, Guruku. Aku telah tahu benar bahwa disanalah ayahku tinggal, namun, saya akan menyerang Majapahit dengan 2 misi”. Jawa Raden Patah
“Misi apa sajakah itu?”
“Misi yang pertama, saya ingin memperluas kerajaan Demak ini, agar menjadi sebuah kerajaan maritim yang besar dan disegani seperti masa kejayaan Majapahit dulu”.
“Lalu, misi keduamu?”. Tanya Sunan Ampel
“Saya ingin melakukan serangan balasan kepada Majapahit yang telah lebih dulu menyerang saudara-saudara kita yang berada di Gresik”.
“Wahai muridku, aku harap tidak ada campur tangan agama dalam penyeranganmu ini, aku harap seranganmu ini memang karena kau ingin meluaskan kerajaan Majapahit. Karena, seperti yang telah kau tahu, Islam sangat membenci kekerasan, jika memang ada seseorang yang ingin masuk Islam, itu adalah dengan kerelaan yang ada dalam diri mereka sendiri”.
“Wahai guruku, tentu aku sudah mengetahui apa yang baru saja Engkau ucapkan. Aku juga sudah mencoba untuk mengajak ayahku untuk masuk Islam, namun beliau tetap menolak. Berkali-kali aku mengajak beliau masuk Islam, berkali-kali juga beliau menolak. Aku tidak akan memaksa beliau masuk Islam dengan serangan ini, tujuanku hanya untuk menyelesaikan masalah politik”.
Terus terjadi tanya jawab diantara murid dan guru tersebut, Raden Patah adalah murid yang sangat menghormati guru, oleh karena itu, beliau menurut saja kepada sang guru ketika dilarang untuk menyerang Majapahit.
Setelah Sunan Ampel meninggal dunia, Raden Patah menyerang Majapahit. Brawijaya meninggal dalam serangan itu. Yang tak lain dibunuh oleh putranya sendiri, yaitu Raden Patah. Untuk menetralisasi pengaruh agama lama, Sunan Giri menduduki takhta Majapahit selama 40 hari. Serangan itu telah berhasil menaklukan Majapahit dengan begitu cepat. Raja Kertabumi lari ke Sengguruh di Jawa Timur, dan akhirnya ke Bali. Alat-alat kebesaran dan harta-harta Majapahit telah dibawa ke Demak menggunakan tujuh buah kereta kuda. Setelah itu, Raden Kusen telah dilantik menjadi Bupati Semarang pada tahun 1478. Raden Kusen telah membina tempat membuat kapal yang besar di Semarang.
Pada tahun 1479 Raden Patah meresmikan Masjid Agung Demak sebagai pusat pemerintahan. Ia juga memperkenalkan pemakaian Salokantara sebagai kitab undang-undang kerajaan. Kepada umat beragama lain, sikap Raden Patah sangat toleran. Kuil Sam Po Kong di Semarang tidak dipaksa kembali menjadi masjid, sebagaimana dulu saat didirikan oleh Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam.
Raden Patah juga tidak mau memerangi umat Hindu dan Buddha sebagaimana wasiat Sunan Ampel, gurunya. Meskipun naskah babad dan serat memberitakan ia menyerang Majapahit, hal itu dilatarbelakangi persaingan politik memperebutkan kekuasaan pulau Jawa, bukan karena sentimen agama. Lagi pula, naskah babad dan serat juga memberitakan kalau pihak Majapahit lebih dulu menyerang Giri Kedaton, sekutu Demak di Gresik.
Raden Patah juga telah melantik seorang lelaki Cina bernama Njoo Lay Wa sebagai gabenur di Majapahit. Ini dilakukannya disebabkan dia bimbang kalau-kalau gabenur yang terdiri dari orang Jawa dapat mempengaruhi penduduk tempat untuk bangkit memberontak. Ternyata, firasat Raden Patah ini benar-benar terjadi. Gubenur Njoo Lay Wa telah dibunuh oleh orang-orang Majapahit pada tahun 1846. Lalu, Raden Patah telah menggantikannya dengan menantu Kertabumi bernama Girindrawardhana alias Dyah Ranawijaya yang menerbitkan prasasti Jiyu tahun 1486 dan mengaku sebagai penguasa Majapahit, Janggala, dan Kediri. Yang juga menjadi ipar beliau dan memerintah selama 40 tahun (1486-1527).
Selain itu, Dyah Ranawijaya juga mengeluarkan prasasti Petak yang berkisah tentang perang melawan Majapahit. Berita ini melahirkan pendapat kalau Majapahit runtuh tahun 1478 bukan karena serangan Demak, melainkan karena serangan keluarga Girindrawardhana.
Diceritakan pula, Girindrawardhana telah berpaling tangan, dan dapat menarik sokongan orang-orang Majapahit dan mengadakan hubungan dengan orang-orang Portugis di Malaka untuk melawan Demak. Oleh hal yang demikian itu, tentera Demak di bawah pimpinan Raden Patah terpaksa menentang Majapahit sekali lagi pada tahun 1517.
Setelah melawan Majapahit buat pertama kalinya pada tahun 1478, Raden Patah bercita-cita pula untuk melawan Malaka karena tempat itu merupakan pusat perdagangan yang menjadi tandingan untuk Jepara dan Gresik di Nusantara dalam bidang perniagaan. Bagaimanapun, persiapan untuk melawan Malaka yang ketika itu semakin goyah dengan masalah dalam kerajaan, telah lengkap pada tahun 1512 dan ketika itu pula Malaka telah jatuh ke tangan Portugis setahun sebelumnya (1511). Bagaimanapun, Raden Patah menambahkan lagi sebab mengapa beliau ingin melawan Malaka, yaitu karena Malaka telah jatuh ke tangan orang bukan Islam. Pada serangan itu, pasukan dari Kerajaan Demak dipimpin oleh anak Raden Patah, Pati Unus, sebelum penyerangan, Raden Patah mengajak anaknya tersebut untuk berbincang-bincang,
“Wahai Anakku, kesinilah, ada yang ingin aku bicarakan denganmu”. Kata Raden Patah memanggil Pati Unus
“Ayahandaku tercinta, ada apa gerangan Ayahanda memanggil saya?”. Jawab Pati Unus
“Aku hanya ingin memastikan, apakah kau benar-benar siap memimpin pasukan kita untuk menyerang Malaka? Kuyakin kau juga sudah tahu bahwa Malaka terletak nun jauh di ujung utara Nusantara, pasti juga akan membuat tenaga pasukan serta dirimu berkurang sebelum kau sempat menyerang, apkah kau benar-benar siap?”.
“Wahai Ayahku, aku sebagai anakmu, anak dari Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak yang telah menggulingkan kekuatan adikuasa Kerajaan Majapahit, tentu telah siap akan semua kondisi dan kemungkinan yang buruk seperti itu. Bahkan jika semua kapal yang saya bawa diterjang ombak, saya akan tetap melanjutkan serangan ke Malaka,apapun yang terjadi, saya siap mengabdikan semua jiwa dan raga saya demi jayanya Kerajaan Demak ini”. Terang Pati Unus
“Wahai Anakku, apakah kau tahu, siapa yang menguasai Malaka saat ini?”. Tanya Raden Patah
“Tentu Ayahandaku, Portugis telah merebut Malaka setahun yang lalu”. Jawab Pati Unus
“Sebenarnya, tujuanku untuk menyerang Malaka yang lain adalah untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa kita, orang Islam Jawa, benar-benar ingin menjadi penguasa di Nusantara ini, agar mereka bangsa Portugis bisa mengetahui kekuatan kita yang sebenarnya, agar kita tidak terus-terusan diperbudak oleh mereka semua, karena seperti yang kau ketahui, Malaka adalah pusat perdagangan ataupun perniagaan yang berada di Nusantara dan sekitarnya, jadi secara tidak langsung perekonomian kita bergantung kepada mereka, bangsa Portugis”. Terang Raden Patah
“Wahai Ayahandaku, tentu saja saya tahu, bahwa pusat perdagangan sekarang berada di Malaka yang dikuasai Portugis, dan apabila kita berhasil menaklukkan Malaka pada penyerangan kali ini, Malaka akan berada di bawah kendali umat Islam, sehingga kita juga bisa berdakwah disana, menyebarkan agama Islam yang sebenar-benarnya agama dengan bebas. Selain itu, kita juga bisa menerapkan perekonomian yang diajarkan oleh agama Islam, tidak perekonomian yang hanya menguntungkan satu pihak seperti yang dipraktekkan bangsa Portugis di Malaka”. Jawab Pati Unus
“Semoga apa yang kita harapkan ini benar-benar diridhoi oleh Allah, sehingga kita bisa menegakkan agama kita ini sampai akhir hayat”. Tutup Raden Patah dalam pembicaraan dengan anaknya tersebut
Esoknya, Armada Demak (Jawa) yang diketuai oleh Patih Unus benar-benar melancarkan serangan ke Malaka, dengan niat untuk meluaskan Kerajaan Demak dan menegakkan agama Islam, Pati Unus berangkat dengan dorongan semangat dari semua rakyat Kerajaan Demak. Beliau berlayar melewati lautan luas yang tenang, tiada ombak besar yang mengganggu, namun, di pucuk utara sana, ada ratusan kapal Portugis yang telah siap melawan siapa saja, yang telah berancang-ancang untuk menghancur leburkan semangat serta keteguhan niat dari Pati Unus. Dan semua itu benarlah sudah. Ketika armada Demak sudah terlihat dari pantai Malaka, maka pasukan Portugis telah berancang-ancang untuk menerima serangan mereka. Sebelum pasukan dari Pati Unus berhasil menyentuh kapal-kapal Portugis, sudah ada beberapa kapal mereka yang karam, ini karena Portugis menggunakan alat peperangan modern dan berhasil menenggelamkan kapal-kapal Demak dari jauh karena mereka menggunakan meriam besar jarak jauh. Meskipun pasukan yang dibawa oleh Pati Unus adalah pasukan pemanah, namun jarak panah yang dilancarakan masih kalah jauh dengan meriam yang ditembakkan oleh pasukan Portugis. Manakala tentara Demak yang berkeinginan untuk menghancurkan meriam yang dimiliki kapal Portugis dan kemudian menaikinya untuk menawannya, semua hanya impian belaka. Karena pasukan Demak tidak ada yang bisa mendekati kapal Portugis.
Kekalahan tersebut bukan kekurangan semangat atau bilangan tentara tetapi karena kemunduran teknologi orang Demak sendiri. Meskipun Demak membawa pasukan infanteri yang sangat banyak, semua tidak berdaya saat melawan serangan jarak jauh. Akhirnya, dari 100 buah kapal yang menyerang Malaka itu, hanya tujuh atau delapan buah saja yang pulang ke Demak bersama dengan Patih Unus. Sesampainya di Demak, semua tertunduk, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut pasukan yang kembali, hanya Pati Unus yang berbicara kepada ayahnya, yaitu Raden Patah, yang telah menunggu kepulangan anaknya dengan kemenangan gemilang. Dengan bersimpuh, Pati Unus berucap
“Maafkan saya, Ayahanda, saya gagal dalam penyerangan ini..”.
“Tidak apa-apa Anakku, semua sudah tertulis di laughful mahfudz. Mungkin inilah takdir kita, kita diberi tahu oleh Allah bahwa kita masih belum kuat untuk melawan kedigdayaan Portugis di Malaka”. Jawab Raden Patah sambil mengelus kepala dan membersihkan airmata yang terus mengalir dengan derasnya di kedua pipi Pati Unus
Setelah Raden Patah menundukkan kerajaan Hindu di Jawa dan menentang Portugis, kekuasaan yang berada di Kerajaan Demak diteruskan oleh pengganti-penggantinya. Raden Patah meninggal dunia pada tahun 1518 pada usia 63 tahun dan digantikan oleh anaknya, Patih Unus atau Raden Surya yang bergelar Pangeran Seberang Lor sebagai raja Demak. Pada tahun 1512, sekali lagi Patih Unus menyerang Portugis di Malaka, tetapi kali ini juga gagal. Patih Unus meninggal dunia pada tahun tersebut setelah pulang dari Malaka.
. Ketika Pangean Sabrang Lor (Pati Unus) meninggal tahun 1521, Raden Kikin (putra Raden Patah dari istri ketiga) dan Raden Trenggana bersaing memperebutkan takhta. Raden Kikin akhirnya mati dibunuh putra sulung Raden Trenggana yang bernama Raden Mukmin alias Sunan Prawata, di tepi sungai. Oleh karena itu, Raden Kikin pun dijuluki Pangeran Sekar Seda ing Lepen, artinya bunga yang gugur di sungai.
Setelah terjadi peebutan kekuasaan, Sultan Terengganu sebagai pengganti Pati Unus telah menjadi pemimpin Demak dari tahun 1521 hingga 1546. Demak mencapai kekuasaan yang terbesar ketika itu. Pada zaman pemerintahan Sultan Terengganu, wilayah Demak telah diperluaskan lagi. Majapahit yang mulai mengadakan hubungan dengan Portugis di Melaka telah dilawan sekali lagi oleh Demak pada tahun 1527 di bawah pimpinan Sunan Gunung Jati (salah seorang Wali Songo). Setahun sebelum itu Sunan Gunung Jati telah menewaskan armada Portugis di Sunda Kapala di Jawa Barat dan mendirikan kota Jayakarta (Jakarta sekarang – dikenali sebagai Batavia atau Betawi pada zaman pemerintahan Belanda). Tindakan ini menghalang Portugis untuk menginjakkan kaki di Pulau Jawa.
Raden Patah telah menyandarkan kekuatannya kepada masyarakat di persisiran pantai kerana dia bercita-cita membina sebuah negara atau kerajaan Islam maritim. Oleh sebab itu, perhatiannya telah dicurahkan kepada pembina-pembina kapal di pelabuhan untuk membangunkan kekuatan armadanya. Segala kekuatan Demak telah dikerahkan untuk menentang Portugis supaya dapat mengambil alih kuasa perdagangan di Nusantara. Sampai hari ini, dia telah berjaya menghalang Portugis untuk menginjakkan di Jawa tetapi gagal menghalau kekuasaan Eropa yang datang dari kepulauan Maluku yang kaya dengan hasil rempah.
Disebabkan Raden Patah banyak menumpukan tenaga dan fikiran untuk menyiapkan keperluan agar bisa melawan Portugis, dia kurang memberi tumpuan kepada rakyat di kawasan pedalaman. Oleh hal yang demikian, dia tidak mendapat sokongan rakyat di kawasan-kawasan tersebut. Akhirnya kerajaan Demak selepas Raden Patah dan dua orang penggantinya, telah runtuh diserang kerajaan Islam Pajang pada tahun 1546 yang mendapat sokongan dari rakyat di pedalaman.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Hierarki Kebutuhan Menurut Abraham Maslow

Menurut Abraham Maslow, ada 5 kebutuhan dasar mulai dari yang penting hingga tak terlalu krusial, yaitu:

1. Kebutuhan Fisiologis, kebutuhan yang harus dimiliki, dan jika tidak dimiliki, manusia tidak akan hidup normal, contohnya adalah makan, minum, BAB (hehehehehe), dll...

2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan, kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia bisa hidup aman, tentram, dan damai. contohnya adalah bebas dari ancaman, penjajahan, dll...

3. Kebutuhan Sosial, kebutuhan yang dipenuhi agar manusia memiliki hubungan timbal balik dan dianggap ada di lingkungannya, contohnya adalah memiliki teman, keluarga, cinta pada lawan jenis, dll...

4. Kebutuhan Penghargaan, Kebutuhan yang diperlukan agar manusia merasa dihormati dan dihargai, conrohnya adalah piagam, hadiah, tanda jasa, dll...

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri, kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai bakat dan minat,contohnya mengikuti ekstrakulikuler di sekolah

Rabu, 27 Juli 2011

Seni Musik

Musik berasal dari bahasa Yunani "musike", yang berasal dari kata muse muse. muse muse sendiri berarti 9 dewa Yunani di bawah Apollo yang melindungi ilmu dan seni. Di Yunani dikenal 2 dewi musik, yaitu Dewi Euterpe yang melindungi musik dan puisi liris serta dewi Tepischore yang melindungi suara dan tari

1. Defiisi Musik Menurut Para Ahli
  • David Ewen
"musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada, baik vokal ataupun monumental"
  • Schopenhaver
"musik adalah seni tertinggi dan terhalus karena medianya berupa nada, suara yang abstrak". Baginya, musik adalah melodi syair yang bercerita tentang alam semesta
  • Suhascarya
"musik adalah ungkapan rasa indah manusia dalam konsep pemikiran yang bulat. wujudnya berupa nada/bunyi yang mengandung ritme dan harmoni".

2. Notasi Modern

  • Notasi Angka: 1  2  3  4  5  6  7  i
  • Notasi vokal: do re mi fa sol la si do
  • Notasi Balok

 3. Notasi Tradisional
  • Laras Slendro
1  2  3  4    5     6   i
ji ro lu pat mo nem ji
  • Laras Pelog
1   2   3   4     5   6   7
ji   ro  lu  pat mo nem pi

4. Fungsi Musik
  1. Fungsi Individu: ungkapan rasa seseorang
  2. fungsi social
  • sebagai sarana komunikasi
  • sebagai sarana upacara
  • sebagai pengiring tarian klasik
  • sebagai pengiring upacara adat
  • sebagai pengiring wayang
  • sebagai sarana pendidikan

Seni

Seni berasal dari kata Sani, dari Bahasa Sansekerta yang berarti pemujaan atau pemberian, donasi, pencarian dengan hormat dan jujur. Sedangkan menurut para ahli, pengertian seni bermacam-macam

  • Ki Hajar Dewantara
"Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup dan bersifat indah."
  • Leo Tolstoy
"Seni adalah sarana komunikasi perasaan manusia dan adanya transfer of feeling
  • Akhdian Karta Miharja
"Seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksi kegiatan dalam suatu kerja yang bentuk dan isinya emiliki daya untuk membangkitkan pengalaman dalam alam rohani
  • Thomas Munro
"Seni adalah alat bantu manusia yang menimbulkan efek psikologis manusia lain"

dari pendapat para ahli diatas, bisa kita simpulkan bahwa pengertian seni adalah karya dan karsa manusia yang diekspresikan melalui media-media tertentu yang menghasilkan pesona

  • Cabang Seni
  1. Seni Rupa: titik, garis, bentuk, dll
  2. Seni Tari: gerak, irama, posisi dll
  3. Seni Musik: vokal, instrumen, dll
  4. Seni Drama: akting, mimik, wajah, dll
  5. Seni Sastra: prosa, puisi, cerpen, dll

Selasa, 26 Juli 2011

Pramuka

Pramuka adalah singkatan praja muda karana, sedangkan pengertian secara umum adalah seperti ini
  • praja: warga negara Indonesia
  • muda: orang yang berusia 7-25 tahun
  • karana: yang mampu berkarya
jadi, pramuka adalah warga negara Indonesia yang berusia 7-25 tahun yang mampu berkarya, jadi meski kalian tidak ikut organisasi pramuka, tetap dianggap pramuka asal memenuhi syarat tersebut. hanya saja dalam pramuka, potensi dalam diri kamu benar-benar dimanfaatkan sehingga kamu akan merasa benar-benar berguna di masyarakat

1. Tingkatan Pramuka
  • Siaga ( usia 7-12 th), terdiri dari siaga mula, siaga bantu, siaga tata, formasi barisan lingkaran, warna hijau
  • Penggalang (usia 13-15 th), terdiri dari penggalang ramu, penggalang rakit, penggalang terap, formasi barisan membentuk huruf U, warna merah
  • Penegak (usia 16-20 th), terdiri dari penegak bantara dan penegak laksana, formasi barisan terbuka, warna kuning
  • Pandega (usia 21-25 th), adalah kakak pembina yang membina kita, dan tidak ada pembagian tingkat, formasi barisan terbuka, warna coklat
2. Saka Pramuka
  • Saka Bhayangkara: Kepolisian
  • Saka Wanabakti: Kehutanan
  • Saka Taruna Bumi: Pertanian
  • Saka Bhakti Husada: Kesehatan
  • Saka Bahari: Kelautan
  • Saka Kencana: Penyuluh KB (hehehe, agak aneh memang, saya juga kaget waktu dikasih tahu sama guru)
  • Saka Dirgantara: TNI AU
  • Saka Wirakartika: TNI AD

Sabtu, 23 Juli 2011

HotKeys Pada Microsoft Word

ctrl+A= mengeblok semua halaman
ctrl+M= menggeser left indent ke kanan
ctrl=T= menggeser hanging indent ke kanan
ctrl+shift+M= menggeser left indent ke kiri
ctrl+shift+T= mengembalikan hanging indent ke kiri
ctrl+del= menghapus per kata
ctrl+shift+8= memberi tanda tiap ganti paragraf
f12: save as
ctrl+d= menampilkan option font
ctrl+e= menegahkan tulisan
ctrl+L= merapatkan ke sisi kiri
ctrl+x= cut
ctrl+alt+v= paste option
ctrl+5= menjadikan spasi 1,5
ctrl+p= print
ctrl+f10= restore
ctrl+shift+6= menghitung jumlah kata yang sudah digunakan dalam MS Word
ctrl+h= mengganti kata
ctrl+q= menghilangkan numbering
ctrl+y= mengulang kata sebelumnya
ctrl+(+)= subscript
ctrl+shift+(+)= supercript
ctrl+shift+j= mengatur agar karekter memenuhi halaman
ctrl+g= find and replace
ctrl+m= rata kanan
alt+f7= spelling
ctrl+shift+k= mengkapitalkan huruf yang di blok
f7= menampilkan grammar
alt+o+t= mengatur option tab position
ctrl+alt+s= membuat lembar kerja yang sama isinya
ctrl+alt+h= memberi warna
ctrl+shift+L= memberi bullet
ctrl+shift+f= footer
ctrl+d= membuka option font
ctrl+k= membuka hyperlink

Rabu, 16 Maret 2011

Real Or Not

              He sit on his motorcycle, he looked at the house in front of him,
“ Jimmy, come in! I waited for too long.” Someone called him.
Yes, he was Jimmy’s friend, Anton. Anton was the owner of the house. In a minutes, both of them has in the inside of house.
“ What movie would we see tonight?” Jimmy asked to Anton
“ Horror movie, the title is ‘Paranormal Activity’.”
“ Is that a good movie?”
“ Yes, that is very good movie, the story is begin when.....”
“ Stop, stop, don’t tell me the story, that will make the story became not exciting for me” Said Jimmy immediately.
“ Ok, ok, I’m sorry, now, lets enjoy the movie.”
They two took some packs of peanut and popcorn, Anton put that on the table, and Jimmy turned of all of the lamp in living room. The movie played, clock was show 07.30 PM. They all enjoy the movie very much. They finished watch movie at 00.13 AM.
“ Thakns Anton, I very enjoy the movie” Said Jimmy
“ You are welcome.” Anton answered
Then, Jimmy would come back to his house. In the street, Jimmy heard sound, which called his name,
“ Jimmy...  Jimmy... come here, I’m waiting for you.”
Anton stopped his motorcycle and tried to saw to the back. There was no everyone. He rode his motorcycle again, and the sound still called him.
“ Who are you?” Jimmy said. But there was no answer. Jimmy very scary, he rode his motorcycle until 120km/h. When he came to his house, he went to his bedroom fastly.
“ What is that, I never hear that sound. Oh, God, please help me.” Jimmy praied to God
He couldn’t sleep. After that, he heard that his bedroom’s door, was knocked.
“  Help me Jimmy... help me... please, don’t let me in the afterlife, help me.”
Jimmy was very scary, tonight he felt the abnormal of life
“ OK Jimmy, it just phobia after watch horror movie.” He said to hisself
Brakk! The window was opened. He felt cold, he wanted to close it, but he cannot. Until the sun was rise in the morning, he couldn’t sleep. He very sleepy at the scholl. He cannot focus to study. In your opinion, was that real? If that real, so, who called Jimmy in the last night?

Minggu, 20 Februari 2011

Proses Sosialisasi Dan Pembentukan Kepribadian


  1. 1.      Pengertian Sosialisasi

-          Charlotte Buhrer
      “ Sosialisasi adalah proses dimana seorang manusia mencoba belajar dan menyesuaikan diri dengan kelompoknya, agar bisa berpartisipasi didalamnya ”
-          Koentjaraningrat
“ Sosialisasi adalah proses dimana seseorang mulai dari anak-anak hingga dewasa menyesuaikan diri dengan individu di lingkungan mereka “
-          Irvind L. Child
“ Sosialisasi adalah proses yang memaksa seseorang untuk mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya “
-          Peter L. Berger
“ Sosialisasi adalah proses dimana seorang manusia mencoba menjadi anggota masyarakat dan berpartisipasi di dalamnya “

  1. 2.      Tujuan Sosialisasi

a.      Menambah pengetahuan keterampilan seseorang agar siap hidup di tengah-tengah masyarakat
b.      Menambah kemampuan komunikasi seseorang
c.       Mengembangkan fungsi organik seseorang melalui mawas diri, agar bisa memahami hal baik dan buruk yang ada di masyarakat
d.      Menanamkan nilai dan kepercayaan kepada seseorang

  1. 3.      Tahapan Sosialisasi

-          Tahap Persiapan, tahap saat manusia baru dilahirkan, belum bisa meniru tingkah laku orang lain
-          Tahap Meniru, tahap dimana seorang anak semakin sempurna dalam meniru orang di sekitarnya, sudah mulai mengetahui apa saja kegiatan orang di sekitarnya
-          Tahap Siap Bertindak, tahap dimana seorang anak sudah mulai berinteraksi dengan teman-teman sebayanya di lingkungan hidupnya, mulai bisa menempatkan diri di posisi orang lain
-          Tahap Penerimaan Norma Kolektif, tahap dimana manusia telah menjadi dewasa, sudah mampu bersosialisasi dengan sempurna, sudah bertenggang rasa dengan sesamanya, dalam tahp ini, individu sudah siap terjun dalam masyarakat



Zaman Pra Sejarah


  • Paleolithikum : Animisme, tapi sudah mengenal penguburan, sudah bisa menggunakan api untuk memasak, menghangatkan badan, dan mengusir hewan-hewan buas, peralatan yang digunakan berupa batu kasar, kayu, tulang, kapak perimbas, dan kapak penetak, hidup masih nomaden, tapi sudah berkelompok antara 10-15 orang

  •  Mesolithikum : Sudah mengenal ilmu sihir, sudah bisa bercocok tanam, meramu makanan sederhana. Peralatan yang digunakan berupa batu yang sudah dihaluskan, kapak genggam, kapak pendek, dan sudah bisa menghasilkan tembikar. Hidup di tepi-tepi pantai (berkelompok di dalam gua), hidup nyaris menetap

  •       Neolithikum : Sudah mulai memuja leluhur, sudah bisa membatik, tenun, pertanian menetap, dan beternak. Peralatan yang digunakan berupa batu yang lebih halus dan indah, kapak lonjong, batik, dan sudah menghasilkan tembikar tenun, sudah bisa berkelompok yang telah berpemimpin
  •    Perundagian( Zaman Logam) : memuja leluhur dengan bahan-bahan dari logam, sudah bisa bersawah( membuat pupuk, irigasi, dan tekhnik lainnya), sudah bisa mengolah makanan lebih lanjut, peralatan yang dihasilkan berupa nekara, moko, perhiasan dari logam, muncul norma dan nilai di masyarakat, sudah ada pembagian kerja, hidup sudah mulai menetap secara permanen 

    CERPEN PERTAMAKU



                Suasana kelas masih seperti biasa. Ada yang bernyanyi, mengerjakan tugas, ataupun bercerita tentang pengalaman. Kulihat mereka ceplas-ceplos dalam berkata, entah mereka terlihat seperti bernyanyi, atau melihat atap sambil berfikir, serta mereka yang sedang curhat. Mulut mereka buka-tutup seperti berkata, tapi aku tidak mengerti, semua bercampur aduk amsuk ke dalam telingaku. Mereka semua seperti tak malu dipelototi oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Wakil Presiden Boediono yang dari tadi pagi pelajaran dimulai hingga sekarang, masih tetap tenang mengamati kami. Jas dan dasi mereka sama, jas hitam dan dasi merah dengan latar belakang Sang Merah Putih. Yang muncul dalam otakku, kenapa beliau tetap tahan mengamati kami, padahal mereka dalam keadaan mmenggantung di tembok?
                Vas bunga yang berada di atas meja guru terlihat begitu mencolok di kelas kami, dengan bunga mawar plastik merah didalamnya. Kelas kami serba putih, tembok puth, lantai berkeramik putih, dan juga pakaian SMA yang kami gunakan saat ini, atasan putih, bawahan putih. Padahal kami sudah berusaha untuk menghiasi kelas kami dengan menempel cita-cita kami di papan khusus dibelakang kelas, begitu juga dengan kata mutiara yang kami ambil dari ucapan Henry Ford,” Apabila sesuatu terlihat melawan kamu, ingatlah, bahwa pesawat bisa terbang karena melawan angin, bukan dengan angin”. Kualihkan pandanganku ke timur kelas. Disana hidup seseorang yang sedang tenang belajar, dengan buku disembunyikan di bawah bangku, sehingga, dia tinggal menatap ke bawah untuk membacanya. Aku sudah menduga. Buku itu pasti buku biologi, entah kelas berapapun itu, dai baca. Tio namanya. Pernah suatu ketika aku bertanya padanya,
    Bro, apabila kau akan diikutkan lomba, sedangkan waktunya tinggal seminggu lagi, apa uang kau lakukan?”
    “ Ya, belajar dengan tekhnik genjot
                Aku malu. Pada saat itu aku benar-benar malu dan iri. Dari aksennya, dia terlihat sudah sering belajar dengan ekstrim seperti itu, tiap ada waktu luang, belajar, dan menambah waktu belajar di malam harinya. Tapi aku, belum menguasai semua materi. Alhamdulillah sobat, seminggu lagi aku akan diikiutkan lomba matematika tingkat kabupaten mewakili sekolah. Mungkin kalian akan merasa bangga, tapi tidak untukku. Aku takut, gelisah, cemas. Bagaimana jika aku gagal dalam lomba tersebut? Sekolahku akan diacuhkan oleh masyarakat. Hingga hari ini, hanya sebagian materi yang aku pelajari, itupun masih kucampur dengan bermain dan bercanda bersama teman-teman.
                Kuperhatikan lagi Tio, dia masih tenang dan khusyu’ dalam membaca kitab Campbellnya, kupelototi dia, dia semakin tenang, semakin khusyu’. Aku ngeri melihatnya, api tersulut membakar tubuhku, motivasi dalam diriku membuncah, kuambil soal yang telah lama diberikan oleh pembina, dalam diriku, aku katakan,
    “ Hanu, jangan mau kalah, kau harus bisa! Tio makan nasi, kau juga, sekarang kenapa kau harus menyerah? Kau seorang laki-laki!!!”
    Kubuka lembaran soal itu, kulihat nomor dua puluh, membahas tentang trigonometri, kucoba memecahkannya, kucoba dengan rumus sinus dan kosinus, nol, masih nol. Otakku masih belum kuat, hingga tanganku berkeringat, aku belum bisa memecahkannya.
    “ Aku masih belum siap, aku harus belajar lebih dari ini...”
                Entah kenapa, aku merasa sangat pusing. Diantara suara teman-teman yang masih berceloteh dari tadi, suara pintu dibuka ikut bercampur di telingaku. Kutoleh ke sumber suara. Bu Ika, guru Bahasa Indonesia kami, memasuki kelas. Teman-teman belum sadar, untung tempatku tepat berada di depan meja guru, aku langsung menyadarinya. Lama-kelamaan, teman-teman menyadarinya dan kembali ke sarangnya masing-masing. Achmad, temanku yang berbobot 98 kg, langsung menuju ke bangku di sebelahku, karena itulah tempatnya. Aku menahan tawa, tingkah polahnya yang lucu serta perawakan yang sudah pasti gemuk membuatku menjulukinya ‘Tanker’.
                Sedangkan teman-teman lain lebih suka memanggilnya dengan sebutan ‘Smex’. Namun dia tetap diam dan malah lebih suka dipanggil seperti itu daripada nama aslinya, Achmad. Dengan pandangan yang sedikit pucat, Bu Ika memandangi kami,
    “Hari...ini kita akan membuat cerpen”
    Kata beliau membuka pelajaran. Kami agak kaget, suaranya sangat aneh dari biasanya. Bu Ika berperawakan agak gemuk, dengan jilbab yang seragam dengan pakaian PNS-nya.
    “Maaf, hari ini..... suara saya agak seksi, karena saya sedang tidak enak badan”.
    Sontak aku hanya menahan tawa, sedangkan teman yang lain ada yang tertawa, atau hanya menahan tersenyum. Masih sempat saja beliau bercanda dengan majas eupemismenya. Beliau hanya tersenyum melihat tingkah laku kami. Dengan sigap beliau menulis di papan
         TIPS
    -          Jangan pikirkan “ mulai dari mana?”
    -          Jangan pikirkan ” judulnya apa?”
    -          Jangan pikirkan “ jika dibaca orang bagaimana?”

    CERPEN YANG BAIK
    -          Berkesan/ deep impression
    -          Alur menarik
    -          “Beda”
    Segera teman-teman menulis di kertas buram yang telah dibagikan oleh ketua kelas kami, Ardi, yang dia ambil dari kantor. Kulihat beberapa teman-teman perempuan di kelas. Tangan mereka seperti air mengalir di kolam, mereka menulis tiada henti. Tanganku masih kaku, aku seperti patung, hanya bisa diam sambil memeras otak, sambil memandangi “TIPS” dan “CERPEN YANG BAIK” di papan tulis. Kutengok ke atas, kulihat Pak SBY dan Boediono menari-nari sambil berkata,
    “ Apa yang kau lakukan? Kau tidak punya insting untuk menjadi cerpenis, wkwkwkw.....”
    Kubuang wajahku dari 2 orang petinggi negara ini. Kucoba pejamkan mata, berfikir, berfikir, dan berfikir,
    “Apa yang akan kutulis?”
    Aku tersadar, segera kuambil bolpoin dan kugoreskan diatas kertas buram yang dari tadi kugenggam, baiklah Sobat, inilah cerpenku.

                      Oleh: Fathan Nur Hakim (X-2/14)