Halaman

Rabu, 10 Juli 2013

Perjuangan SBMPTN 2013

Hai sobat-sobat semua, kesempatan kali ini, saya akan sedikit berbagi cerita tentang perjuangan saya, teman-teman SMA, dan juga sekolah dalam menghadapi SBMPTN 2013. Dimulai saat pengumuman undangan, saat hanya 3 dari 112 siswa yang diterima di PTN. memang sekolahku belum punya lulusan, saya dan teman-teman adalah alumni pertama. semua terasa tidak nyaman, apalagi ketika melihat status Facebook ataupun Twitter teman-teman SMA favorit lain di Bojonegoro, "Yes, masuk PTN!!", semua terasa berat saat itu. perasaan sedih pasti ada. kecewa? menurut saya tidak perlu. sedikit banyak akreditasi sekolah pati berpengaruh, sedangkan kami belum punya lulusan, jadi belum punya kreditasi. mau tidak mau, harus berjuang di tes tulis, SBMPTN. semua guru juga memaklumi, "kita masih sekolah baru, belum bisa dapat kepercayaan dari PTN" Saat itu saya alhamdulillah mengikuti bimbingan belajar di SSC Bojonegoro, saat itu, sekolah juga mengadakan bimbingan intensif gratis setelah pengumuman SNMPTN (jalur undangan),banyak teman yang ikut bimbingan di sekolah, tapi karena waktunya bentrok dengan jadwal les saya, saya tidak bisa ikut bimbel di sekolah. bimbingan di SSC sudah dimulai sekitar dua minggu setelah unas sampai H-3 SBMPTN, sekitar 56 hari. setelah pengumuman SNMPTN , saya langsung mendaftar untuk SBMPTN. saat itu saya bingung mau memilih jurusan apa, karena melihat hasil try out yang masih membentuk kurva "gergaji" dari TO 1 36, menjadi 30, naik lagi 35, lalu turun drastis menuju 23. jurusan apa yang bisa saya pilih dengan nilai yang labil seperti itu, lalu saya minta bimbingan dari konselor SSC, Mbak Derny. beliau menyarankan saya membuat prodi apa saja yang saya inginkan, saya benar-benar bingung, prodi yang saya inginkan adalah teknik elektro its, dengan PG 58,88; sedangkan hasil try out saya tidak pernah menyentuh angka 40. saya ingin pindah ke jurusan lain, yang lebih realistis bagi saya, tapi, Mbak Derny berkelit "Fathan, kamu ambil aja elektro ITS, masih ada waktu untuk belajar" "iya mbak, tapi waktunya tinggal dua minggu setengah sebelum SBMPTN, sedangkan hasil try out sebelumnya cuma segitu" "rugi kamu kalau nggak ambil elektro ITS, saya tau kepribadianmu seperti apa, jadi ambil aja" akhirnya saya menurut. saya pilih teknik elektro ITS di pilihan pertama. waktu itu, sekolah juga punya acara pentas seni sebagai acara peringatan ulang tahun sekolah, kami sebagai generasi pertama yang akan lulus, diminta untuk tampil di acara tersebut. tidak hanya itu, kami juga diminta untuk membuat lampion, karena tema pensi saat itu "1000 Lampiom dalam Harmoni Cinta", benar-benar harus cerdas mengatur waktu antara belajar dan menjalankan amanah dari sekolah. kami setiap sore berkumpul di sekolah, mengerjakan lampion sekaligus merancang tampilan pensi plus belajar untuk SBMPTN, benar-benar perjuangan yang tak terlupakan. waktu berlangsung begitu cepat, dan itulah aktivitas yang kami lakukan sampai pelaksanaan pensi. namun, ketika pelaksanaan pensi, alam kurang bersahabat dengan sekolah kami, pensi dimulai sekitar pukul 19.00 akan tetapi hujan lebat mengguyur sekolah kami pada sore harinya. semua lampion yang sudah terpasang hancur, stan makanan yang ada di sepanjang jalan menuju panggung juga ikut rusak, semua bingung, tapi mau bagaimana lagi, tidak ada yang tau ini semua akan terjadi. alhamdulillah empat lampion buatan FIGHTER (First Generation of Terpadu, begitu kami memberi nama angkatan kami) tidak apa-apa. setelah pensi, aktivitas saya berubah total, saya sempatkan belajar setiap waktu, biasanya setiap sore saya selalu ke sekolah untuk mempersiapkan pensi, tapi sekarang saya dedikasikan waktu saya untuk full belajar. setelah les selesai sekitar pukul 09.30, saya tidak pulang. saya tetap di SSC untuk belajar bersama teman-teman, meminta bantuan tentor untuk menyelesaikan soal yang sulit, saya lakukan itu semua sampai pukul 17.00, baru saya pulang untuk istirahat sejenak dan sholat maghrib, setelah maghrib, saya kembali lagi ke SSC ubtuk ikut tambahan malam (les malam). tambahan ini tidak wajib, tapi saya tetap ikut, meskipun tambahan itu untuk anak IPS. kalau tambahan waktu itu untuk anak IPS, saya masuk kelas IPS yang jadwal les malamnya bahasa, entah bahasa indonesia atau bahasa inggris. karena anak IPA juga harus belajar bahasa indonesia dan bahasa inggris. setelah les malam selesai sekitar pukul 20.00, saya tetap belajar di SSC bersama teman-teman hingga pukul 21.00, baru kemudian pulang karena diusir sama bapak penjaga, hehehe. Sesampainya di rumah, saya masih belum ingin istirahat, saya sadar target saya tinggi, apabila saya main-main, maka hasilnya juga main-main, apabila usaha saya serius, hasilnya juga serius, itu yang saya percaya. saya masih tetap belajar hingga pukul 23.00, baru kemudian istirahat. Aktivitas seperti itu terus saya lakukan hingga H-3 SBMPTN. selain itu, saya juga tetap istiqomah puasa Senin-Kamis yang sudah saya lakukan sejak saya kelas 8 di pondok. Alhamdulillah, usaha saya tidak sia-sia. hasil try out saya merangkak naik menjadi 46, lalu 59, naik lagi menjadi 60, lalu turun menjadi sedikit 59. tidak apa-apa, yang penting sudah di atas target, walaupun satu poin, :D Alhamdulillah usaha saya tidak sia-sia, kemarin, tanggal 9 Juli 2013 tercantum di koran dengan kode jurursan 511071 (Teknik Elektro ITS). Terima kasih saya ucapkan kepada semua guru saya, teman-teman FIGHTER, tentor SSC, dan tentu saja orang tua saya yang terus memberikan support berupa do'a dan nasehat kepada saya serta yang tidak pernah lupa mengingatkan saya untuk beristirahat ketika sudah larut malam Terima kasih semuanya, semoga dengan amanah dari Allah untuk mengharumkan nama sekolah di tingkat perguruan tinggi ini bisa saya laksanakan dengan baik, sehingga sekolah saya tidak menjadi olok2an lagi di mata masyarakat, masyarakat kebanyakan takut menyekolahkan anaknya ke sekolah saya karena besok ketika lulus takut tidak diterima di perguruan tinggi negeri jalur SNMPTN. Hal ini berdampak pada peminat sekolah saya, dari 112 kuota hanya 33 yang mendaftar. Orang tua belum tau seperti apa pendidikan di SMA Negeri Model Terpadu yang mengombinasikan akademik dan akhlak mulia, biarkan kami sebagai generasi pertama untuk menunjukkan ke masyarakat seperti apa kualitas alumni SMA Negeri Model Terpadu Bojonegoro Bukti awal, alhamdulillah kita bisa membuktikan di jalur SBMPTN, 74 dari 112 siswa sekolah saya diterima di PTN, itu belum termasuk yang diterima di sekolah kedinasan ataupun institusi lain. Namun, seiring pengumuman ini, tentu waktu saya untuk bertemu dengan teman-teman saya XII IPA 2 dan FIGHTER juga semakin sedikit. Saya yakin, kita bisa berkumpul kembali dengan guru-guru kita tercinta tentunya ketika kita sudah sukses kelak, --FIGHTER for Future-- Good Luck, and Good Bye, my friends