Halaman

Sabtu, 02 Maret 2013

Makalah Kloning

Makalah Kloning

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi
Yang dibina oleh Bpk. M. Fajar Buana, S.Pd

Disusun oleh:
Fathan Nur Hakim (XII IPA 2 / 8)

DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN BOJONEGORO
SMA NEGERI MODEL TERPADU BOJONEGORO
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kloning merupakan salah satu bioteknologi mutakhir yang sangat bermanfaat untuk memultiplikasi genotip hewan yang memiliki keunggulan tertentu dan preservasi hewan yang hampir punah. Walaupun keberhasilan produksi hewan kloning lewat transfer inti sel somatik telah dicapai pada berbagai spesies, seperti domba, sapi, mencit, kambing babi, kucing, dan kelinci, efisiensinya sampai sekarang masih sangat rendah yakni kurang dari 1 persen, dengan sekitar 10 persen yang lahir hidup.
Sejarah tentang hewan kloning telah muncul sejak awal tahun 1900, tetapi contoh hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian Ian Wilmut, dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa. Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel kambing domba dewasa yang dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang kromosomnya telah dikeluarkan, yang pada akhirnya menghasilkan anak domba kloning yang diberi nama Domba Dolly. Penelitian-penelitian yang melibatkan spesies-spesies lain terus dilakukan, seperti pada mencit, sapi, kambing, domba, dan babi dan dari informasi yang dihimpun menunjukkan bahwa berbagai spesies hewan dapat dikloning lewat transplantasi inti.
Walaupun hewan kloning yang dihasilkan lewat transplantasi inti sangat tidak efisien, akan tetapi fakta bahwa perkembangan kloning akan besar sekali dampaknya terhadap kehidupan manusia menyebabkan percobaan-percobaan terkait kloning masih dilakukan. Terlepas dari pro dan kontra terhadap proses kloning, pada dasarnya kloning tetap memiliki beberapa manfaat yang dapat diperoleh manusia misalnya dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang terancam punah. Untuk itu, perkembangan pengetahuan tentang kloning seperti proses kloning, tehnik kloning, serta manfaat kloning harus dipahami secara benar.

2. Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian kloning?
b. Apa saja tehnik dalam kloning?
c. Apa saja jenis-jenis kloning?
d. Apa manfaat dari kloning?

BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Kloning
Kloning berasal dari kata dasar Klon yang berasal dari bahasa Yunani klόόn yang artinya tunas. Kloning adalah tindakan menggandakan atau mendapatkan keturunan jasad hidup tanpa fertilisasi, yaitu dengan cara mengambil sel gamet dari induk sehingga didapat keturunan yang mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama dan kemungkinan besar mempunyai fenotipe yang sama. Kata klon memiliki dua pengertian:
1. Klon sel adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel
2. Klon gen atau molekuler, yaitu sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari satu gen yang dimasukkan dalam sel inang
Sehingga bisa kita simpulkan bahwa kloning adalah proses reproduksi aseksual. Kloning bisa dilakukan pada berbagai jenis makhluk hidup seperti bakteri, serangga, dan tumbuhan, termasuk manusia. Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan cara menggunakan sel tubuh sehingga hasil keturunanya mempunyai kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Kloning pada tanaman dalam arti melalui kultur sel mula-mula dilakukan pada tanaman wortel. Dalam hal ini sel akar wortel dikultur, dan tiap selnya dapat tumbuh menjadi tanaman lengkap. Teknik ini digunakan untuk membuat klon tanaman dalam perkebunan. Dari sebuah sel yang mempunyai sifat unggul, kemudian dipacu untuk membelah dalam kultur, sampai ribuan atau bahkan sampai jutaan sel. Tiap sel mempunyai susunan gen yang sama, sehingga tiap sel merupakan klon dari tanaman tersebut.
Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada hewan amfibi (kodok), dengan mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dienukleasi atau dihilangkan inti selnya. Sebagai donor, digunakan nukleus sel somatik dari berbagai stadium perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal

b. Tehnik Kloning
Sebelum masuk ke tehnik dalam proses kloning, lebih dahulu akan saya paparkan mengenai proses kloning secara garis besar, proses kloning dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan sel stem, yaitu sel awal yang diambil dari sel tubuh seorang manusia yang hendak dikloning
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetik kemudian dipisahkan dari sel
3. Mempersiapkan sel telur, yaitu suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya dipisahkan.
4. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur. Sel telur dipicu dengan kejutan listrik supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
5. Sel embrio yang terus membelah (blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
6. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
Dari penjabaran diatas, ada 2 macam tehnik telah dilakukan oleh para ilmuwan sebagai pembanding keberhasilan, mulai dari merubah inti sel yang didonorkan, hewan yang dikloning, dan juga persentase keberhasilan. Kedua tehnik itu dikenal dengan nama tehnik kloning Roslin dan tehnik kloning Honolulu

a) Tehnik Roslin
Tehnik ini diperkenalkan oleh Ian Wilmut dan Keith Campbell. Keduanya memperkenalkan suatu metodeyang mampu melakukan singkronisasi siklus sel dari kedua sel, yakni sel donor dan sel telur. Tanpa singkronosasi siklus sel, maka inti tidak akan berada pada suatu keadaan yang optimum untuk dapat diterima oleh embrio. Mereka berdua melakukan percobaan ini pada seekor domba. Sel donor diambil dari seekor domba berwarna putih (Finn dorset). Sel ini diambil dari kelenjar mammae domba tersebut. Sedang sel penerima diambil dari sel telur yang sudah dihilangkan intinya dari domba yang berwajah hitam (Scottish blackface). Setelah itu, diberi kejutan listrik pada kedua sel yang telah digabungkan tadi dan ditanam di uterus domba pemilik sel telur. Ketika domba hasil kloning ini lahir, domba ini memiliki ciri-ciri fisik yang sama dengan domba Finn dorset sebagai pendonor. Domba inilah yang kita kenal dengan nama Domba Dolly. Hanya saja, Domba Dolly mengidap penyakit kanker paru-paru dan arthritis, sehingga dia dibunuh dengan suntikan mematikan pada 14 Februari 2003. Umur Domba Dolly juga tidak sepanjang umur domba Finn dorset yang mencapai sebelas hingga dua belas tahun

b) Teknik Honolulu
Tehnik ini diperkenalkan oleh Teruhiko Wakayama dan Ryuzo Yanagimachi, dua orang dari kelompok ilmuwan di Universitas Hawai. Jika tehnik dorset menggunakan media domba, maka tehnik Honolulu ini menggunakan media tikus sebagai bahan percobaan. Wakayama dan Yanagimachi menggunakan pendekatan singkronisasi sel yang berbeda dengan seperti yang dilakukan Ian Wilmut. Wilmut menggunakan sel mammae sebagai sel pendonor, sedangkan Yanagimachi dan Wakayama menggunakan sel otak dan sel kumulus sebagai pendonor.Wakayama juga tidak menambahkan kejutan listrik untuk menggabungkan sel pendonor dan sel penerima. Setelah terbukti bahwa tehniknya dapat menghasilkan kloning yang hidup, Wakayama juga membuat kloning dari kloning, dan membiarkan makhluk klon yang asli untuk melahirkan secara alamiah untuk membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan reproduksi secara sempurna. Pada saat dia mengumumkan keberhasilannya, Wakayama telah menciptakan lima puluh kloning. Persentase keberhasilan tehnik Wakayama juga jauh lebih besar dari tehnik roslin, yaitu berhasil menghasilkan 3 klon dari seratus percobaan, bandingkan dengan tehnik roslin yang menghasilkan 1 klon dari 277 percobaan. Perbedaan antara kedua tehnik di atas dapat dijabarkan dalam tabel berikut:

c. Jenis-Jenis Kloning
1. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu gen. Kloning ini meliputi serangkaian proses isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu organisme, dimulai dari penentuan sekuen DNA serta pembentukan molekul DNA rekombinan, dan ekspresi gen target dalam sel inang. Penentuan sekuen DNA yang melalui sekuensing memiliki tujuan untuk memastikan fragmen DNA yang kita isolasi adalah gen target sesuai dengan kehendak kita. Gen target yang kita peroleh selanjutnya kita klon dalam sebuah vektor (plasmid, phage atau cosmid) melalui teknologi DNA rekombinan yang selanjutnya akan membentuk molekul DNA rekombinan. DNA rekombinan yang dihasilkan kemudian ditransformasi ke dalam sel inang (biasanya sel bakteri, misalnya strain E. coli) untuk diproduksi lebih banyak. Gen-Gen target yang ada di dalam sel inang jika diekspresikan akan mengahasilkan produk gen yang kita inginkan.
Aplikasi kloning DNA rekombinan yang sudah pernah ada yaitu produksi insulin dengan pendekatan kloning gen. Dimulai dari fragmen DNA spesifik penyandi insulin diisolasikan dan diklon dalam suatu vektor hingga membentuk DNA rekombinan, yang selanjutnya produksi insulin dilakukan di dalam sel inang bakteri E. coli.

2. Kloning Reproduktif
Kloning ini merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama, contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear Transfer). Pada tipe reproduktif, DNA yang berasal dari sel telur manusia atau hewan dihilangkan dan diganti dengan DNA yang berasal dari sel somatik (kulit, rambut, dan lain-lain) hewan atau menusia dewasa yang lain. Dengan suatu loncatan listrik, inti sel hewan atau manusia yang telah diinjeksikan pada sel somatik tersebut selanjutnya akan berkembang dan membelah. Selanjutnya, embrio hasil teknik ini dimasukkan (diimplantasikan) dalam rahim hewan atau manusia yang memungkinkan embrio berkembang menjadi hewan ataupun menjadi manusia baru. Meskipun teknik kloning ini berpotesi menghasilkan individu hewan atau manusia yang identik dengan hewan atau manusia pendonor DNA, teknik kloning ini juga berpotensi besar dalam menghasilkan kelainan genetik yang berat pada individu hasil kloning.

3. Kloning Terapeutik
Kloning ini merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan penyembuhan penyakit.
Tujuan lain dari kloning ini ialah menghasilkan suatu stem cell (sel yang belum terdiferensiasi) yang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi organ-organ tubuh atau jaringan untuk kepentingan penggantian organ atau jaringan yang rusak pada manusia akibat suatu penyakit tertentu (penyakit degeneratif) tanpa adanya penolakan respon kekebalan tubuh penerima. Secara umum prosedur yang dilakukan pada teknologi transfer inti sel somatik (kloning terapeutik) terbagi atas tiga bagian, yaitu: dimulai dari pembentukan embronik stem cells, pengkulturan sel tipe spesifik yang murni, dan uji fisiolagis (uji efikasi dan uji keamanan). kloning ini memeiliki beberapa tahap, diantaranya adalah sebagai berikut

a) Pembentukan Sel Stem Embrionik
Pada pembentukkan sel stem embrionik, langkah pertama yang dilakukan ialah pengambilan inti sel dari sel telur. Hal yang sama juga dilakukan pada sel somatik. DNA yang berasal dari sel somatik selanjutnya ditransfer ke dalam sel telur yang sudah tidak memiliki inti sel. Melalui kejutan arus listrik, sel ini dirangsang untuk membentuk pra-embrio. Dalam suatu persentase yang kecil, pra-embrio ini akan terbentuk. Selanjutnya, zona pelusida (lapisan tebal yang mengelilingi blastosit) di hilangkan dengan menambahkan suatu zat kimia tertentu. Massa sel bagian dalam dari blastosit selanjutnya di letakkan pada medium khusus yang selanjutnya akan berkembang dan menghasilkan banyak sel stem.

b) Pengkulturan Sel Tipe Spesifik
Setelah diperoleh sel stem embrionik, setiap stem sel yang tumbuh dalam cawan petri yang mengandung medium tertentu diambil dan di letakkan pada cawan petri yang baru yang mengandung medium spesifik. Medium spesifik ini mengandung suatu zat tertentu yang dapat merangsang sel stem tumbuh menjadi jaringan atau organ tertentu. Teknologi transfer inti sel somatis (kloning terapeutik), sangat erat kaitannya dengan permasalahan stem cell. Karena pada hakikatnya tujuan dari teknologi transfer inti sel ini atau yang dikenal sebagai therapeutic cloning ialah mendapatkan sekumpulan sel yang dapat berkembang selanjutnya menjadi jaringan atau organ yang diinginkan (stem cell).

d. Manfaat Kloning
Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia, khususnya di bidang medis. Beberapa keuntungan terapeutik dari teknologi kloning adalah sebagai berikut:
1. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan suami istri yang tidak subur (tidak bisa mendapatkan keturunan) untuk mendapatkan anak.
2. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisasi resiko penolakan.
3. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual beli embrio dan sel-sel hasil kloning.
4. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker.
5. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.
6. Pada tumbuhan, manusia bisa membuat jenis tumbuhan yang memiliki kualitas unggul yang sama dengan induk dalam waktu singkat dan jumlah yang besar, sehingga bisa dimanfaatkan untuk konservasi tumbuhan langka dengan jalan mengkloning sel tumbuhan tersebut dan diperbanyak

BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
a. Kloning berasal dari kata dasar Klon yang berasal dari bahasa Yunani klόόn yang artinya tunas. Kloning adalah tindakan menggandakan atau mendapatkan keturunan jasad hidup tanpa fertilisasi, yaitu dengan cara mengambil sel gamet dari induk sehingga didapat keturunan yang mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama dan kemungkinan besar mempunyai fenotipe yang sama.
b. Ada beberapa tehnik kloning yang dikenal, antara lain tehnik roslin dan tehnik honolulu
c. Ada beberapa jenis kloning, diantaranya kloning DNA rekombinan, kloning reproduktif, dan kloning tarapeutik.
d. Kloning memiliki beberapa manfaat, seperti membantu pasangan suami istri dalam memperoleh anak, mengobati kanker, untuk menghasilkan varietas tanaman yang unggul, serta untuk mengobati beberapa penyakit keturunan.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kloning
http://kamusq.blogspot.com/2012/03/pengertian-kloning-dan-jenis-jenis.html
http://proseskloningmanusia.blogspot.com/2010/02/proses-kloning.html
http://www.angelfire.com/ri/Ricoaries68/kloning.html
http://rumoh-biologi.blogspot.com/2012/04/kloning-dan-manfaatnya.html
http://lenkabelajar.blogspot.com/2012/09/makalah-kloning.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar