Halaman

Senin, 04 November 2013

Macam-Macam Pembangkit Listrik

Listrik sudah menjadi bagian dalam hidup kita sejak dulu kala. Namun, sekarang listrik sudah menjadi kebutuhan yang sama pentingnya dengan kebutuhan primer yang lain seperti sandang, pangan, dan papan. Bagaimana tidak, di era sekarang ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berjalan sangat cepat. Setiap saat selalu muncul inovasi baru yang mempermudah manusia dalam bekerja. Seperti pembelian tiket perjalanan secara online, pengiriman data melalui internet ataupun bertukar informasi melalui e-mail. Semua kegiatan tersebut bisa terlaksana karena adanya listrik di kehidupan kita. Untuk memenuhi kebutuhan kita akan listrik sehari-hari, tentu dibutuhkan pembangkit listrik yang akan terus menyuplai listrik ke semua daerah. Ada banyak jenis pembangkit listrik yang kita kenal, mulai dari memanfaatkan air (PLTA), uap (PLTU), hingga memanfaatkan tenaga nuklir (PLTN). PLTU memanfaaatkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh oleh uap panas atau uap kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan beberapa macam bahan bakar terutama batu bara untuk menjalankannya di proses awal. Dalam keadaan sedang, konversi dari karbon (bahan utama batu bara) menjadi uap hanya sekitar 85%. Konversi dari karbon ini bisa dinaikkan menjadi 100% jika batu bara dioksidasi pada proses gasifikasi (penambahan gas). Proses gasifikasi ini mengakibatkan penambahan tekanan sehingga menghasilkan uap bertekanan tinggi, yang selanjutnya dialirkan menuju turbin uap. Jenis gas yang ditambahkan pada proses gasifikasi bisa berupa gas alam ataupun gas sintetis. Hanya saja tidak semua daerah bisa membangun PLTU, karena jumlah energi yang dihasilkan pembangkit ini tergantung pada uap dari yang menggerakkan turbin. Jadi, apabila daerah itu kurang memiliki potensi gas ataupun batu bara, akan lebih baik jika menggunakan pembangkit yang lain. Pembangkit lain yang sering kita lihat adalah PLTA, pembangkit ini biasanya terletak di bendungan. Cara kerja PLTA ini adalah dengan memanfaatkan aliran air yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut hidroelektrik. Pembangkit ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir dari bendungan atau air terjun menjadi energi mekanik dengan bantuan turbin, dan energi mekanik ini diubah oleh generator menjadi energi listrik. Kemampuan sebuah PLTA bermacam-macam, ada yang hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk satu beberapa rumah saja, namun ada juga yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan satu wilayah dengan cakupan yang besar. Jumlah energi yang dihasilkan oleh PLTA ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tinggi bendungan dan jumlah air yang mengalir. Semakin tinggi sebuah bendungan, semakin tinggi juga air jatuh sehingga tenaga yang dihasilkan akan semakin besar. Dan semakin banyak air yang jatuh, maka turbin akan mengasilkan tenaga yang lebih bnayak pula. Jumlah air yang tersedia di bendungan tergantung dari jumlah air sungai yang mengalir menuju bendungan tersebut. Keuntungan dari PLTA ini adalah bisa dijalankan meski hanya di sungai kecil. Hanya saja seperti yang sudah diterangkan di atas bahwa jumlah energi yang dihasilkan salah satunya bergantung pada jumlah air yang mengalir Pembangkit listrik yang mungkin jarang kita lihat adalah PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Pada dasarnya, pembangkit ini memiliki prinsip yang sama dengan PLTA, yaitu uap yang ada digunakan untuk menggerakkan turbin, perputaran turbin inilah yang digunakan untuk menggerakkan generator, dan dihasilkan listrik dari generator ini. Hanya saja, pada PLTA menggunakan bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas. Dampak dari pembakaran ini sedikit atau banyak akan menghasilkan karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2) dan notrogen dioksida (NOx) serta mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Selain mencemari lingkungan, sisa pembakaran tersebut juga bisa menghasilkan hujam asam dan peningkatan suhu global. Sedangkan pada PLTN, panas yang digunakan untuk menghasilkan uap berasal dari reaksi pembelahan inti uranium dalam reaktor nuklir. Sebagai pemindah panas, biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus menerus selama PLTN beroperasi. Proses yang menggunakan bahan uranium ini tidak menghasilkan limbah seperti CO2, SO2, atau Nox, juga tidak mengeluarkan asap ataupun debu ke udara. Oleh karen aitu, PLTN adalah pembangkit yang ramah lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari pembangkit ini adalah elemen bakar bekas yang berbentuk padat. Elemen bakar ini untuk sementara bisa disimpan di lokasi PLTN, sebelum dilakukan penyimpanan secara lestari. Daftar Pustaka http://ilmupengetahuan.org/pembangkit-listrik-tenaga-nuklir/ http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Advertorial&artikel=adv1 http://godamaiku.blogspot.com/2013/04/pembangkit-listrik-tenaga-uap-pltu.html http://www.engineeringtown.com/kids/index.php/bangunan/162-pembangkit-listrik-tenaga-air-plta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar